Serangan terhadap kaum Muslimin di Rusia berlanjut dan mulai memakan korban. Seorang imam masjid Rusia, meninggal ditembak sejumlah orang tak dikenal di kota Kislofodsck, selatan Rusia.
Pembunuhan ini terjadi 24 jam setelah sejumlah ekstrimis Rusia mencoba melakukan pembakaran Masjid di kota Yaroslavl, saat shalat tarawih berlangsung. Kemudian, mufti Islam Rusia mendesak pemerintah Rusia untuk menangkap para pelaku kriminal dan memberi perlindungan terhadap kaum Muslimin, masjid dan yayasan Islam yang ada di Rusia dari serangan yang terus meningkat atas minoritas Islam di Rusia.
Menurut Channel 3 Rusia, para pelaku menembakkan sejumlah peluru ke tubuh imam Abu Bakr Haj Kordogev, dari arah belakang, saat sang imam sedang berada di depan rumahnya, usai melakukan shalat Tarawih. Tubuh Abu Bakr roboh dan wafat seketika itu juga. Sementara tv Channel 1 Rusia menyebutkan, polisi lokal sempat terlibat baku tembak dengan dua orang yang membawa senjata, yang berupaya lari dari sekitar lokasi kejadian. Seorang polisi dikabarkan terkena tembakan dalam insiden ini.
Imam Abu Bakr adalah tokoh Islam yang juga menjabat sebagai wakil ketua Urusan agama Minoritas Islam di kota Kislofodsk. Keluarga Imam Abu Bakr menyebut ini adalah aksi serangan teroris rasialis. “Ini adalah pesan kebencian yang diarahkan kepada kaum Muslim di kota Kislofodsk terkait datangnya bulan Ramadhan. Mereka lalu meminta pemerintah agar berupaya keras menangkap para pelaku pembunuhan keji itu.
Dewan Mufti Rusia mengutuk pembunuhan tersebut. Dalam pernyataan sikap yang diterima Islamonline, disebutkan “Dewan Mufti Rusia mengecam kelanjutan rangkaian serangan terhadap kaum Muslimin dan masjid di Rusia.” Pernyataan itu juga menyinggung munculnya istilah rasialis yang beredar belakangan ini seperti istilah ‘Rusia untuk Rusia’. Menurut Dewan Mufti, istilah itu adalah istilah fasis ekstrimis yang seharusnya ditolak oleh pemerintah Rusia. Tapi hingga kini kaum muda Rusia tetap bebas mengumandangkan perang terhadap non Rusia. (na-str/iol)