Seorang imam Mesir mengecam fatwa ulama garis keras dengan pidato berapi-api pada pembukaan Arab Media Forum di Dubai. Sheikh Ahmed Al-Tayeb, Imam Besar Masjid Al-Azhar Mesir, mengatakan bahwa “puluhan saluran” media telah lakukan “ketidak-profesionalisme” dalam menyiarkan maklumat dan fatwa ekstrim, hal tersebut membantu menyebarkan kebencian antar sesama.
Al-Tayeb mengatakan keprihatinannya tentang media regional teluk dengan menyiarkan “fatwa konyol dan tidak masuk akal , berselimut jubah agama. ”
Ulama Muslim garis keras sering mengeluarkan fatwa yang ekstrim, dan mereka tampil di stasiun TV swasta. Di Mesir, fatwa tersebut pernah menyiarkan fatwa memperbolehkan serangan pelecehan terhadap para demonstran perempuan, atau fatwa mendukung pembunuhan pemimpin oposisi.
Siaran tersebut dapat “menciptakan kebencian”, “menabur benih pertikaian” dan membahayakan “Islam dan Arab, tanah air kita”, kata imam. Dia meminta media regional Arab untuk memperbaiki kesan buruk tersebut.
“Ini (memperbaiki kesan buruk) adalah yang dibutuhkan semua media Arab saat ini… untuk memperjelas gambaran nyata tentang Islam dan menghormati identitas Arab yang nyata pula yang telah terdistorsi, “kata Al-Tayeb.
Di Mesir, termasuk Presiden Mohammed Mursi dan perdana menterinya, mengecam fatwa fatwa ekstrim seperti itu.
Nabil al-Araby, Sekretaris Jenderal Liga Arab, berbicara setelah al-Tayeb di Arab Media Forum tersebut. Dia memuji al-Tayeb untuk “peran penting dalam meningkatkan pemahaman yang baik tentang Islam.”
Al-Araby mengatakan Islam bisa terdistorsi , hal ini dilihat dari sebagian warga Arab saat ini yang mengarah ke Islamophobia. (Arby/Dz)