International Labour Organization (ILO) atau Organisasi Buruh Internasional memperkirakan bahwa akhir tahun 2009 akan hilang 51 juta jenis lapangan kerja di seluruh dunia akibat resesi ekonomi. Banyak pakar ekonomi yang memperkirakan resesi ini akan berujung pada krisis internasional. Demikian tegas ILO dalam laporannya, Rabu (28/1)
Resesi ini menyebabkan meningkatnya pengangguran hingga mencapai 6.5% dari penduduk dunia dari tahun sebelumnya (2008) yang berjumlah 6% dan tahun 2007 yang berjumlah 5.7 %.
ILO menyatakan bahwa kawasan Afrika Sub-Sahara (meliputi negara Madagaskar, Seychelles, Komoro, Tanjung Verde, dan Sao Tome dan Principe) dan Asia Selatan (meliputi Bangladesh, Bhutan, India, Maladewa, Nepal, Pakistan dan Sri Lanka) menjadi kawasan yang ekonominya paling terancam dalam hal lapangan kerja dan memiliki tingkat jumlah orang miskin paling tinggi.
Sesuai statistik ILO, Afrika Utara dan Timur Tengah adalah kawasan dengan tingkat pengangguran paling tinggi di akhir tahun 2008 yang mencapai 10.3% untuk Afrika Utara dan 9.4% untuk Afrika Tengah.
Di sisi lain, International Monetary Fund (IMF) memperkirakan (29/1) pertumbuhan ekonomi global akibat akibat menurun akibat krisis keuangan dengan pertumbuhan ekonomi yang tidak akan lebih dari 0.9% per tahun. Inilah pertumbuhan ekonomi paling rendah sejak perang dunia kedua (1939-1945).
IMF menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi China tetap menjadi yang tercepat dengan tingkat pertumbuhan 6.7 %, namun terhitung kurang dibandingkan tingkat pertumbuhannnya tahun lalu yang mencapai 9%.
IMF juga prediksi pertumbuhan ekonomi negara berkembang akan relatif lemah dan tidak lebih dari 3% pertahun, setengah dari tingkat pertumbuhan yang dicapai tahun kemarin yaitu 6.3%. (iso/umr)