Mau jadi apa dunia ini sekarang? Sekelompok ilmuwan dari Newcastle, Inggris sudah hampir berhasil menciptakan sperma buatan. Penelitian dan kreasi mereka ini disampaikan dalam jurnal Stem Cells and Development sekitar beberapa hari yang lalu.
Sperma buatan itu diambil dari sel yang diambil dari embrio manusia. Kemudian sel tersebut dipisahkan ketika embrio itu baru berusia beberapa hari saja dan disimpan dalam sebuah tangki yang berisi nitrogen. Kemudian sel ini dipanaskan dengan temperature tubuh dan dicampur dengan ramuan kimia agar bisa berkembang. Kemudian para ilmuawan itu membagi sel tersebut dengan penanda genetik dan menyebutnya “germline”, dimana sel telur dan sperma digabungkan. Sel laki-laki hasil proses stem itu kemudian mengalami proses “meiosis”—membagi sejumlah kromosom sendiri. Secara keseluruhan, proses penciptaan sperma ini hanya membutuhkan waktu enam pekan saja.
Ilmuwan-ilmuwan Newcastle ini mengatakan bahwa sperma buatan mereka sangat matang dan mobil, tak ubahnya sperma asli yang diproduksi oleh seorang pria. Profesor Karim Nayernia dari Universitas Newcastle dan the NorthEast England Stem Cell Institute berkata, “Ini adalah sebuah pencapaian yang penting, karena kita akan memahami kesuburan seorang laki-laki.”
Profesor Karim menegaskan bahwa penelitian ini sama sekali bukan untuk menciptakan anak manusia, tapi untuk berbagai kepentingan dunia kesehatan secara umum.
Dr Allan Pacey, seorang biologis sperma dari Universitas Sheffield, Inggris tidak yakin bahwa peneletian itu akan berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Jasephine Quintavalle dari Comment on Reproductive Ethics (Corethics) menyatakan, “Ini adalah sebuah kegilaan yang tak bermoral. Sebuah embrio manusia telah dibunuh untuk menciptakan sperma. Ini tentang menghentikan kehidupan yang satu untuk menghidupkan yang lain. Saya sangat konsern terhadap penyebuhan ketidaksuburan, tapi saya pikir, Anda tidak bisa melakukan segala sesuatunya yang Anda kehendaki.”
Betul sekali. Pernyataan Jasephine Quintavalle mencerminkan perilaku orang-orang Barat sendiri yang sering kali menyalahgunakan penemuan-penemuan mereka. Sperma buatan? Dimana lagi nanti fungsi sebuah pernikahan, Profesor Karim? (sa/bbc)