Iklan Israel Menghina Presiden Mesir Muhammad Mursi

Iklan Israel Menghina Presiden Mesir Muhammad Mursi

Sebuah iklan Israel yang beredar online minggu ini telah membuat banyak komentator online di Mesir yang menyatakan bahwa iklan tersebut merupakan “penghinaan” terhadap Presiden Muhammad Mursi.

Iklan yang bertajuk “”The Children are Ready” diproduksi oleh Temple Institute yang berbasis di Israel – sebuah organisasi nirlaba pendidikan dan keagamaan yang mempromosikan pembangunan kembali Kuil Sulaiman – menampilkan sebuah keluarga Israel di pantai.

Dalam iklan, Keluarga ini sedang bermain-main sambil berjalan di pantai. Digambarkan anak-anak dari keluarga tersebut membangun istana pasir mirip kuil, sementara seorang pria, diduga ayah mereka, duduk sambil membaca koran.

Namun setelah anak-anaknya selesai membangun kuil dan ayah mereka melihatnya, sang ayah kemudian melempar koran yang ia baca. Koran jatuh tepat di kakinya, yang dengan jelas menunjukkan gambar Mursi pada halaman koran tersebut.

Pengguna jejaring sosial menyatakan bahwa pesan simbolis [dalam iklan tersebut] adalah bahwa presiden Mesir tidak akan mencegah Israel dari membangun Kuil Sulaiman,” lapor Egypt Independent, Selasa kemarin (24/7).

Sebuah tulisan di bawah video, yang diposting oleh Temple Institute di situs berbagi video YouTube menyatakan: “Dua anak akan mengubah dunia sementara ayah mereka membaca koran.”

Video ini kembali diposting oleh pengguna Arab dengan judul (dalam bahasa Arab): “Sebuah iklan Israel yang menghina Presiden Mursi.”

Israel sendiri khawatir sejak Presiden Mursi, seorang mantan pejabat senior Ikhwanul Muslimin, memenangkan pemilu presiden menggantikan Hosni Mubarak yang diturunkan paksa oleh demonstrasi rakyat.

“Sudah menjadi rahasia umum bahwa Israel tidak senang dengan bangkitnya Ikhwanul Muslimin dalam pemilihan parlemen dan presiden,” kata Dr Omar Ashour, Direktur Studi Timur Tengah di University of Exeter.

“Mubarak adalah ‘harta karun strategis’ bagi Israel, dan sekarang pemerintah Israel harus berhadapan dengan kelompok yang mengajukan diri untuk memerangi Israel pada awal 1948.”

“Iklan itu menyatakan frustrasi dengan kenyataan ini. Banyak para pejabat Israel yang percaya bahwa revolusi Mesir adalah kerugian langsung bagi Israel,” tambah Ashour.

Ketika dihubungi oleh Al Arabiya pada hari Selasa, juru bicara dari Temple Institute tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.

Sementara itu, pernyataan di website kelompok itu mengatakan: “Temple Institute ini didedikasikan untuk setiap aspek Kuil Sulaiman di Yerusalem, dan peran sentralnya agar terpenuhi, dalam kesejahteraan rohani Israel serta semua bangsa di dunia.”

Kuil Sulaiman sendiri konon dibangun pada abad 6 SM. Diperluas oleh Raja Herodes sebelum kehancurannya pada tahun 70 Masehi. Menurut laporan media regional, membangun kembali Kuil Sulaiman mungkin akan merusak kompleks Masjid Al-Aqsha di Yerusalem, yang konon terletak di dekat tempat Kuil Sulaiman pernah berdiri.(fq/aby)