Ketua Ikhwanul Muslimin Mesir, Muhammad Mahdi Aakif menyerukan warga Muslim Mesir berjihad untuk melawan kebiadaban Israel.
"Berperang melawan musuh-musuh Islam adalah kewajiban kaum Muslimin. Rasulullah swt mengatakan, umat Islam itu ibarat satu tubuh, jika ada bagian tubuh yang sakit, maka bagian tubuh yang lain harus membantu mengobatinya. Begitupula kewajikan umat Islam hari ini. Kita harus pergi berjihad ke Palestina seperti pemimpin kita Salahuddin beberapa abad yang lalu," seru Aakif dalam orasinya di tengah-tengah aksi unjuk rasa di Mesir mengecam serangan brutal Israel ke Jalur Gaza.
Selain menyerukan jihad, Ikhwanul Muslimin juga mengajukan 10 desakan pada pemerintah Mesir, antara lain meminta pemerintah untuk menghentikan eskpor gas ke Israel, membuka perbatasan Rafah, mengusir duta besar Israel dan pemutusan hubungan diplomatik dengan Zionis Israel.
Sekitar 6.000 warga Mesir menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung Sindikasi Jurnalis di kota Kairo hari Senin kemarin. Diantara para pengunjuk rasa juga terlihat sejumlah ekspatriat yang ikut mengecam Israel dan membawa spanduk-spanduk pernyataan bahwa Israel telah melakukan kejahatan perang.
"Saya berdiri disini, ikut aksi protes bersama masyarakat Mesir karena masalah Palestina adalah masalah global dan kejahatan perang yang dilakukan Israel membuat malu seluruh penduduk dunia yang cintai damai dan menghormati kemanusiaan," kata James William seorang warga Amerika-Inggris.
William menilai seruan jihad Ikhwanul Muslimin untuk melawan Israel adalah hal yang wajar. "Perlawanan adalah reaksi wajar atas kekejaman Israel terhadap bangsa Palestina," ujarnya.
Ribuan pengunjuk rasa di Mesir mengibarkan bendera-bendera Palestina sambil meneriakkan "Allahu Akbar", "Tentara Muhammad (Rasulullah-red) akan datang", "Kami semua adalah Hamas." Para pengunjuk rasa mengkritik pemerintahan Mesir yang selama ini ikut menutup perbatasan dan akses bagi warga Gaza. Mereka menuding pemerintahan Husni Mubarak ikut berperan dan krisis kemanusiaan yang menimpa warga Palestina di Jalur Gaza. (ln/aby)