Ikhwan Tetap Ikut Pemilu; Mau Kemana?

Ikhwan, kelompok oposisi terbesar Mesir, sama sekali belum memikirkan akan memboikot pemilihan parlemen bulan November. Begitu menurut penuturan salah seorang anggota senior gerakan Islam moderat itu, Kamis (23/9).

"Keputusan resmi masih belum diumumkan oleh biro politik gerakan ini," tetapi "rencana Ikhwan adalah berpartisipasi dalam pemilihan legislatif seperti dalam semua pemilihan," kata juru bicara kelompok itu, Hamdi Hassan kepada AFP.

"Kami telah mengatakan bahwa kami akan memboikot pemilu jika ada kebulatan suara di antara partai-partai oposisi, tapi ini tidak terjadi. Sebaliknya, partai-partai oposisi secara bertahap mengumumkan rencana partisipasi mereka, sehingga Ikhwanuntuk melakukan hal yang sama."

Hassan mengatakan, Ikhwan merencanakan untuk mengirim "setidaknya 160 calon" untuk 506 kursi yang diperebutkan, 62 kursi diantaranya diperuntukkan bagi perempuan.

Namun dia memperingatkan bahwa jika pemerintah akhirnya "memalsukan" suara akan ada "kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya, karena orang tidak lagi takut akan pihak keamanan."

Hassan juga mempertanyakan keputusan yang diambil tiga tahun lalu bahwa hakim sebelumnya bertanggung jawab untuk memantau jajak pendapat dengan pejabat yang ditunjuk.

Secara resmi Ikhwan dilarang dalam pemilu, namun ternyata malah meraih 20 persen kursi legislatif dalam jajak pendapat. Para pengamat saja sampai bingung dengan hasil yang mengejutkan itu.

Awal bulan ini Mohamed ElBaradei, mantan kepala nuklir PBB sekaligus juga digadang-gadang sebagai pembaharu Mesir, berencana akan memboikot pemilu mendatang dan memperingatkan pembangkangan sipil jika tuntutan untuk reformasi politik tidak terpenuhi.

Tetapi satu-satunya partai yang sudah menyatakan akan bergabung dengann ElBaradei hanyalah partai kecil, al-Ghad, yang didirikan oleh Ayman Nur. Ayman adalah rival serius Hosni Mubarak dalam pemilihan presiden 2005. (sa/aby)