Sekjen Jamaah Ikhwan Muslimin Dr. Mahmud ‘Izzat menyebut penjara di Mesir ibarat kematian yang datang mendadak. Di Mesir, tak perlu ada alasan apapun untuk memenjarakan orang dan hal seperti ini sudah biasa menimpa anggota Ikhwan yang diadili secara militer karena mereka tak kenal lelah memperjuangkan kebangkitan tanah airnya.
Kandati demikian, tambah ‘Izzat seperti dikutip Situs IkhwanOnline, Rabu (28/2), seruan dakwah dan pengabdian Ikhwan tak akan berhenti walau apapun yang terjadi, karena Ikhwan telah meneguhkan jiwa untuk berupaya keras dan berkorban untuk agama Allah, dan untuk Mesir yang berdenyut di relung hati setiap kader Ikhwan.
Lebih lanjut dikatakan ‘Izzat bahwa, keikutsertaan Ikhwan dalam proses reformasi dan tuntutan atas itu merupakan salah satu kewajiban Islam. Dia berpendapat bahwa misi Ikhwan itu adalah memberikan petunjuk kepada ummat manusia dan menggiring mereka menuju cahaya.
“Apa yang kami kerjakan tidak seberapa. Sementara kita melihat tanah air kita membutuhkan pengorbanan dengan sesuatu paling berharga yang kita miliki, yaitu jiwa-jiwa kita, ” tegas ‘Izzat.
Pada bagian lain penjelasannya Izzat mengakui bahwa Ikhwan bukanlah Jamaah Ummat Islam, tapi Ikhwan memandang dirinya sebagai bagian dari jamaah ummat Islam, yang tidak mengecilkan Islam dan menawarkan seruannya secara beradab.
Sementara terkait pembubaran Pemilu internal untuk Majlis Syuro dan Kantor Pusat Ikhwan yang dibubarkan secara paksa oleh rezim keamanan, ‘Izzat berkomentar bahwa sebenarnya Ikhwan sangat ingin menggelar Pemilu ini, karena Ikhwan melihat dalam Pemilu itu ada kebaikan dan penyegaran di dewan syuro, dan Ikhwan menilai tindakan pembubaran itu akan berdampak buruk terhadap masyarakat yang tengah menantikan pengabdian IKhwan.
‘Izzat menambahkan bahwa selama ini Ikhwan menjalankan Pemilu internal pada semua level kepengurusan, dan lebih dari itu Ikhwan punya keinginan, kedepannya Pemilu ini dapat diikuti secara terbuka dan siapa pun boleh ikut serta, tanpa ada ancaman keamanan dan peradilan militer seperti pada Pemilu internal Ikhwan tahun 1995.(ilyas/iol)