Sejumlah pimpinan Ikhwan al-Muslimin di antaranya Muhammad Mursi menyatakan Sayyid Quthub tidak pernah keluar dari golongan Ahlussunnah wal Jamaah. Mereka juga menegaskan semua pemikiran Sayyid Quthub, baik tertulis maupun terucap, secara keseluruhan tetap selaras dengan manhaj Ikhwan al-Muslimin, tidak ada satu pun yang menyalahi kaidah dan dasar kelompok tersebut. Quthub juga dianggap tidak pernah mengkafirkan kelompok Islam lain dan tidak pernah mendakwahkan perlawanan kepada pemerintahan sah.
Muhammad Mursi yang menjabat Direktur Politik Ikhwanul Muslimin ini pun menegaskan bahwa apa yang dikatakan oleh Syekh Yusuf Qardhawi tentang buku-buku Sayyid Quthub dan pemikirannya di penghujung usianya dan bahwa Quthub telah keluar dari manhaj Ahlussnah wal Jamah, semua itu bertentangan dengan apa yang disaksikan langsung oleh orang-orang sezamanya.
"Orang-orang yang pernah bergaul dengan Quthub bahkan yang bukan Ikhwan sekalipun tak akan mengatakan hal seperti ini. Almarhum Makmun al-Hudhaibi menceritakan bahwa menjelang eksekusi matinya tahun 1965, Quthub memintanya untuk menyampaikan pesan kepada ayahnya al-Mursyid Hasan al-Hudhaibi bahwa dirinya tidak pernah mengkafirkan siapa pun, dan dia masih tetap memegang janji," ujar Mursi seraya menjelaskan arti janji yang dimaksud Quthub adalah Islam.
Pernyataan sejumlah tokoh Ikhwan ini merupakan bantahan terhadap pernyataan Syekh Yusuf al-Qardhawi terkait dengan pemikiran takfir yang dituangkan Quthub dalam buku-buku terakhirnya. Menurut Qardhawi, Quthub dengan pemikiran tersebut telah keluar dari manhaj Ahlusunnah wal Jamaah yang dianut mayoritas umat Islam.
Pernyataan Qardhawi tersebut disampaikan dalam dialog bersama Dr Dhia Rishwan, wakil direktur al-Ahram, bidang studi politik dan strategi, dalam program acara televisi "Manabir wa Madafi" (Mimbar dan Debat) yang disiarkan oleh kanal al-Fara’in Mesir pada Jumat (7/8) lalu. (islamonline/sbl)