Militer telah menyatakan keadaan darurat di jalur Suez dan Sinai setelah serangan bersenjata di bandara al-Arish, serta munutup pintu Rafah perbatasan Mesir dan Gaza.
Di Kairo, di mana basis terbesar ikhwan , telah mengumumkan “Jumat penolakan” bertepatan dengan shalat Jumat, pemimpin Ikhwanul Muslimin terus mendesak demonstrasi damai untuk menuntut bahwa Mursi harus kembali menjabat sebagai Presiden.
Hanya dua petinggi Ikhwan dari 20 petinggi senior Ikhwanul Muslimin menghadiri unjuk rasa terbesar pro-Mursi di ibukota. Sebagian besar para pemimpin senior lain telah ditahan oleh militer sejak peristiwa penting pada Rabu malam.
Dilain daerah, serangan di al-Arish, sekitar 40 mil (60km) selatan dari perbatasan Gaza, berkelanjutan dan intens, kata beberapa pejabat keamanan. Satu orang militer Mesir tewas dan beberapa lainnya luka-luka. Pemerintah Mesir saat ini menutup pintu Rafah, perbatasan Mesir dengan Gaza. Para penyerang belum diketahui, dan wilayah Sinai dalam beberapa bulan belakangan menjadi panggung penting bagi kelompok jihadis.
Di Masjid Rabaa al Adawiyah di Kairo timur, seorang pemimpin senior Ikhwanul Muslimin , Dr Saleh Sultan, mengkritik militer Mesir, yang telah menggulingkan Morsi setelah ultimatum dua hari untuk berbagi kekuasaan dengan saingannya. Dia mengatakan dihadapan 15.000 massa yang berkumpul, “Kami dari Anda dan Anda dari kami , dan Anda adalah milik kita, Kita bersama dengan Anda, dan tidak satupun dari kita akan melawan Anda , tapi anda yang menyebabkan konstitusi menyimpang dari jalan yang benar. Dan hari ini kita berada di sini hingga legitimasi kembali kepada presiden terpilih.”
“Kami tidak akan menerima hal ini. Kami akan mengorbankan jiwa kami untuk alasan ini. Saya memanggil dunia untuk mendengarkan suara yang benar dan mengabaikan yang salah.”Ujarnya.
Anggota Ikhwan sejauh ini berusaha menjaga jarak dengan Al Sisi , dari tindakan kekerasan pasukannya, yang telah melancarkan serangan penangkapan dan memblokade jalan . Militer adalah institusi yang paling kuat di negeri ini dan merupakan penghalang tangguh untuk kelompok yang mencoba untuk merebut kembali kekuasaan, baik secara politik, atau melalui unjuk kekuatan.
Beberapa pemimpin yang tetap bebas telah bersumpah bahwa aksi unjuk rasa mereka akan tetap damai. Namun, hingga saat ini telah 300 petinggi ikhwan telah ditangkap, masih belum jelas berapa banyak petinggi ikhwan yang masih bisa mengontrol kepemimpinan di kota-kota dan provinsi, di mana kemarahan atas lembaga militer yang menggulingkan Mursi terus mendidih.
Alasan tuduhan terhadap para petinggi Ikhwanul Muslimin yang ditahan belum jelas, namun media pemerintah telah menyarankan bahwa Mursi akan menghadapi tuduhan penghinaan pengadilan. Presiden tergulingkan itu belum terlihat sejak siaran singkat yang dipublikasikan di internet pada saat malam kudeta terhadap dirinya, yang menunjukkan bahwa dia telah dikepung oleh militer yang seharusnya menjadi pengawalnya.
Ikhwan telah menjadi kelompok terorganisir terbaik di negeri Mesir, bahkan saat rezim Mubarak berkuasa , di mana Ikhwan pernah menjadi organisasi terlarang sepanjang 30 tahun. Mereka mengumpulkan dukungan melalui kerja amal dan dakwah pada akar rumput masyarakat. (Guardian/Dz)