Ikatan Perkawinan, Upaya Meredam Pertikaian Sektarian di Irak

Di tengah makin tajamnya pertikaian sektarian Muslim Sunni dan Syiah di Irak, sebuah organisasi amal al-Afaf berinisiatif untuk mengkampanyekan pernikahan ‘komunal’ antar etnis dan agama di negeri 1001 malam itu, sebagai upaya untuk memperkuat persatuan nasional.

Pada dasarnya, inisiatif ini ditujukan untuk membantu rakyat Irak yang berasal dari berbagai sekte seperti Syiah, Sunni, Kurdi dan Turki untuk bersatu melalui ikatan perkawinan.

"Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan kesatuan sosial dan rasa patriotisme di kalangan rakyat Irak," kata Khalid Al-Mashhadani, Ketua al-Afaf seperti dikutip Islamonline, Senin (21/8).

"Hal ini merupakan hal unik di tengah makin meningkatnya ketegangan sektarian yang dipicu oleh penjajah AS. Masalah sektarianisme tidak dikenal di masyarakat kami dan tidak pernah ada sebelum penjajahan AS," sambungnya.

Sejak peristiwa pemboman tempat suci Muslim Syiah Irak di Samara bulan Februari lalu, pertikaian antara Muslim Syiah dan Sunni terus terjadi dan banyak menimbulkan korban jiwa dikedua belah pihak. Agar tidak jadi korban, banyak Muslim Syiah dan Sunni, bahkan lebih memilih beribadah sholat di rumah daripada pergi ke masjid.

Inisiatif yang dilakukan al-Afaf ternyata mendapat sambutan positif dari rakyat Irak. Buktinya, mereka menerima lebih dari seratus permintaan menikah sejak kampanye ini diluncurkan. Yang menjadi persoalan sekarang adalah dana yang tidak mencukupi untuk mengabulkan semua permintaan itu, karena al-Afaf menanggung sepenuhnya biaya pernikahan calon mempelai.

Mashhadani berharap Presiden Irak, Jalal Talabani dan Perdana Menteri Nuri al-Maliki mendukung langkah yang dilakukannya.

Menurut aktivis Salma Abdul Wahab, masyarakat Irak sejak ratusan tahun sudah melakukan pernikahan antar etnis. Jika di masa lalu pernikahan semacam ini menunjukkan indikasi sukses, maka inisiatif yang kembali dikampanyekan kali ini kemungkinan akan berhasil menyatukan kembali rakyat Irak.

Lebih lanjut Mashhadani mengatakan, lembaganya berhasil melakukan berbagai kegiatan di seluruh Irak untuk membantu para pemuda dan pemudi Irak yang ingin menikah. "Kami menawarkan bantuan keuangan dan perabotan untuk para pemuda dan pemudi yang membutuhkan termasuk menggelar acara pernikahan massal," ujarnya.

Inisiatif lainnya yang akan dilakukan Mashhadani dan lembaga amalnya adalah membantu para janda di Fallujah yang suaminya meninggal dunia akibat serangan AS ke kota itu pada tahun 2004. (ln/iol)