Meski mayoritas Muslim dunia hampir seluruhnya bersamaan dalam menjalankan awal ibadah puasa Ramadhan tanggal 1 September kemarin, namun terjadi perbedaan dalam menentukan akhir Ramadhan atau penentuan awal bulan Syawal yang menandai Hari Raya Idul Fitri. Perbedaan penentuan hari raya Idul Fitri jatuh antara hari Senin, Selasa dan Rabu.
Dewan Tertinggi Agama Islam di Nigeria dan Kesultanan Sakoto misalnya, pada hari Minggu sudah mengumumkan lewat radio dan televisi bahwa Idul Fitri jatuh pada hari Senin (29/9). Meski demikian, sebagian Muslim Nigeria ada yang masih menjalankan puasa dan memutuskan untuk ber-Idul Fitri sebagian pada hari Selasa dan sebagian lagi pada hari Rabu (1/10). Sementara pemerintah federal Nigeria mengumumkan hari libur nasional Idul Fitri selama dua hari yaitu pada hari Senin sampai Selasa.
Negara Libya yang awal Ramadhannya jatuh pada tanggal 31 Agustus kemarin, mengumumkan awal bulan Syawal atau hari raya Idul Fitri jatuh pada hari Selasa (30/9). Negara lainnya yang juga mengumumkan hari pertama Idul Fitri jatuh pada hari Selasa berdasarkan perhitungan astronomi, antara lain negara Turki, Bulgaria, Macedonia, Kosovo, Slovenia, Rumania dan Serbia. Semua negara ini menjalankan awal ibadah puasa Ramadhan pada tanggal 1 September kemarin.
Ketua Majelis Ulama Kosovo, Naeem Trafana mengungkapkan, tidak ada kordinasi antara Komite Muslim Euro-Asia yang didalamnya beranggotakan negara-negara Balkan dengan ketua Rumah Fatwa di Turki dalam menentukan hari-hari besar keagamaan. "Namun kami memastikan hari Selasa sebagai hari pertama Idul Fitri," kata Trafana.
Meski sama-sama melakukan perhitungan berdasarkan perhitungan astronomi, Dewan Fiqih Amerika Utara dan Dewan Fatwa dan Riset Eropa mengumkan awal Idul Fitri jatuh pada Rabu (1/10). Pengumuman itu disampaikan melalui situs resmi FCNA (Fiqh Council of North America).
"FCNA dan Dewan Fatwa dan Riset Eropa, setelah melakukan pengkajian dari sumber-sumber dan pendapat-pendapat syar’i para ulama masa lalu serta dari pendapat para ulama modern, menyimpulkan bahwa secara syariah dibolehkan untuk menggunakan perhitungan astronomi untuk menentukan jatuhnya awal bulan dalam kalender Islam, kata FCNA dalam pernyataannya.
Masyarakat Muslim Australia juga sudah mendapat pengumuman lewat situs Islamic Center of Canberra yang menetapkan hari Rabu sebagai awal bulan Syawal atau hari raya Idul Fitri. Sedangkan negara Arab Saudi baru melakukan pengamatan hilal pada Senin (29/9) dan memutuskan hari raya Idul Fitri jatuh pada Selasa (30/9).
Negara lainnya yang baru melakukan pengamatan bulan pada hari Senin antara lain, Mesir, Sudan, Tunisia, Aljazair, Mauritania, Djibouti, Somalia, Eritrea, Kenya, Afrika Selatan, Suriah, Afghanistan, Malaysia, Filipina, Irak dan Muslim Sunni Libanon. Itu artinya, hari pertama Idul Fitri mereka bisa jatuh pada hari Selasa atau Rabu.
Negara-negara seperti Maroko, Iran, Oman, Sri Lanka, Pakistan, Bangladesh dan India serta Muslim Syiah di Libanon dan Irak, baru akan melakukan pengamatan bulan pada Selasa. Sehingga hari Idul Fitri di negara-negara itu antara hari Rabu dan hari Kamis. (ln/iol)