Kepala Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) Luis Moreno-Ocampo menginginkan agar dibuat surat perintah penangkapan terhadap pemimpin Libya Muammar Gaddafi, puternya Saif Al-Islam dan kepala intelijen Libya Abdullah Sanussi.
ICC menilai ketiganya telah melakukan kejahatan kemanusiaan dan menjadi dalang pembantai para pengunjuk rasa yang menginginkan reformasi di Libya. Keterlibatan Saif Al-Islam dalam pembantaian terhadap warga sipil di Libya, menurut ICC, juga membuat malu London School of Economics–institusi pendidikan tempat Saif menuntut ilmu selama delapan tahu. Selain itu, Saif juga dituding menjalani kehidupan sebagai lelaki playboy semasa tinggal di Hampstead.
Saat ini, sebuah panel yang terdiri dari tiga hakim ICC akan memutuskan apakah akan mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap ketiga tokoh Libya itu. Profesor, penulis buku hukum internasional dari University College London, Phillipe Sands mengatakan, tuduhan terhadap Saif merupakan sebuah terobosan hukum baru.
"Ini merupakan arah baru bagi ICC, terkait individu yang identik sebagai tokoh modernisasi di banyak negara Barat, tapi sekarang ia menjadi seorang terdakwa," kata Sands.
Ocampo mengatakan ketiga tokoh Libya itu dikenai dakwaan kejahatan terhadap kemanusiaan, bukan hanya karena melakukan pembunuhan tapi juga karena melakukan penangkapan massal dan penyiksaan. "Metode penyiksaan yang dilakukan antara lain; mengingkatkan kawat beraliran listrik ke alat kelamin, membuat efek kejut dan aliran listrik dan mencambuk dengan menggunakan kabel beraliran listrik, serta mengikat dan menggantung orang dengan posisi kepala di bawah," ujar Ocampo.
Menurutnya, dari sejumlah dokumen diketahui bahwa Gaddafi berusaha menghilangkan jejak kuburan massal dan makam para korban kekejamannya, dengan menggali kubur mereka, dan membuang sisa-sisa jenazah mereka.
Namun pemerintah Libya membantah semua tudingan ICC. Deputi Menteri Luar Negeri Libya Khaled Al-Khiam mengatakan, ICC tidak punya kewenangan hukum atas masalah dalam negeri Libya. "Kami hanya melihat bahwa ICC sengaja mengincar negara-negara Afrika," tukas Al-Khiam.
Tapi, Direktur program keadilan internasional Human Rights Watch. Richard Dicker mengatakan bahwa pernyataan ICC akan mengeluarkan surat perintah penangkapan, merupakan ‘lonceng tanda bahaya’ bagi tokoh-tokoh lainnya di Libya yang berdiri di belakang Gaddafi.
"Terserah pada para hakim untuk mencari bukti dan memustuskannya. Yang jelas, perminta surat perintah penangkapan terhadap Gaddafi merupakan perkembangan menggembirakan bagi para korban Gaddafi di Libya," kata Dicker. (ln/guardian)