Kelompok HAM Human Rights Watch (HRW) mengatakan ada bukti Suriah menggunakan bom cluster terhadap pemberontak dan daerah berpenduduk di seluruh negeri itu.
Kota yang menjadi target serangan bom cluster termasuk Maarat, Tamanea, Taftanaz dan al-Tah. Bom cluster juga digunakan di daerah lain di Homs, Aleppo dan provinsi Lattakia serta dekat Damaskus, kata kelompok HAM tersebut.
“Suriah mengabaikan penduduk sipil dalam melakukan serangan udara, yang sekarang tampaknya termasuk menjatuhkan bom-bom cluster yang mematikan ke daerah padat penduduk,” kata Steve Goose, direktur HRW.
Goose mendesak Suriah untuk segera menghentikan semua penggunaan senjata tanpa pandang bulu yang dapat terus membunuh dan mencederai selama bertahun-tahun.
Informasi awal tentang penggunaan bahan peledak berbahaya itu berasal dari video yang diposting online oleh aktivis oposisi meskipun penyelidik HRW mengatakan telah mengkonfirmasi insiden dalam wawancara dengan penduduk di dua kota.
Belum ada informasi mengenai korban akibat bom cluster tersebut. Bom-bom cluster itu merupakan buatan Rusia, tapi tidak diketahui bagaimana atau kapan Suriah memperolehnya, HRW berbasis di New York mengatakan.
Bom Cluster biasanya meledak di udara, menghamburkan puluhan bom-bom yang lebih kecil di area seukuran lapangan olahraga. Sebagian besar negara telah melarang penggunaan bom jenis itu di bawah konvensi yang menjadi hukum internasional pada tahun 2010, namun Suriah belum menandatanganinya.(fq/reu)