Perang di Irak dan Afghanistan menjadi sumber inspirasi para produser film di Hollywood. Namun saat ini ada kecenderungan film-film yang akan diproduksi, bukan lagi menunjukkan heroisme sebuah negara adidaya AS, tapi berisi kritikan terhadap perang yang dikobarkan AS di Irak dan Afghanistan.
Sejumlah pengamat industri perfilman Hollywood mengatakan, baru kali ini terjadi dalam industri perfilman Hollywood, mereka memproduksi film-film anti-perang pada saat konflik masih berlangsung. Satu hal yang menurut para pengamat itu, tidak terduga bisa terjadi di industri perfilman Hollywood.
Darrell West, pakar politik dan media massa di Universitas Brown, Rhode Island menyontohkan film tentang perang Vietnam, yang baru dibuat setelah perang itu sudah lama berakhir.
Film-film bertema anti-perang, khususnya perang di Vietnam, seperti film Deer Hunter dan Coming Home baru diproduksi tiga tahun setelah berakhirnya perang Vietnam.
Terkait maraknya produksi film-film bertema anti perang Irak dan perang Afghanistan belakangan ini, Darrell seperti dikutip dari surat kabar Guardian, edisi Selasa (14/8) mengatakan, "Saya pikir, maraknya film-film semacam itu menunjukkan ketidaksenangan publik terhadap perang-perang yang terjadi saat ini. "
Hal serupa diungkapkan Jerry Sherlock, direktur New York Film Academy. "Menurut saya, sekarang ini publik Amerika sudah lebih maju. Ada banyak orang yang secara fair mengatakan, negara kita salah atau benar, " ujar Sherlock.
Ia berharap, para aktor dan aktris yang membintangi film-film itu bisa memberikan dampak positif, apalagi sebagian dari mereka membintangi film-film yang mengekspos sisi buruk pihak yang mengobarkan perang.
"Kebenaran akan membebaskan kita, setelah semua omong kosong yang setiap hari kita dengar dari Washington, dari pemberitaan dan dari Cheney (Wapres AS)… Saya heran, mengapa perang ini bisa berlangsung begitu lama, " tukas Sherlock.
Pada kenyataannya, dari sejumlah survei yang dilakukan di AS, memang makin banyak warga AS yang akhirnya menentang perang AS di Irak dan Afghanistan.
Surat kabar Guardian dalam artikelnya menyebutkan, film-film perang yang diproduksi Hollywood pada masa lalu, sejak Perang Dunia II, cenderung menjadi alat propaganda AS. Termasuk film-film yang bertemakan perang Vietnam. Pentagon, kadang ikut "mensterilkan" skrip-skrip untuk film-film tersebut, tulis Guardian. Kecuali, film-film perang yang dibuat secara independen. Film-film itu lebih berani menampilkan kisah bagaimana tank-tank dan pesawat-pesawat AS tertembak dalam sebuah pertempuran.
Sejumlah film-film dokumenter Amerika, banyak yang mengkritik kebijakan luar negeri Presiden Bush pasca peristiwa 11 September. Salah satunya film Fahrenheit 9/11 karya sutradara Michael Moore, yang isinya menuding Bush telah memanfaatkan peristiwa tragis 11 September untuk meng-gol-kan agenda perangnya.
Setidaknya ada dua tema sentral yang menjadi latar belakang kisah yang diangkat dalam film-film produksi Hollywood yang sudah dirilis maupun yang sedang dibuat saat ini, yaitu tema tentang perdebatan tentang perang di Irak dan Aghanistan dan tema dampak dari serangan 11 September.
Film berjudul Lions for Lambs yang akan dirilis 9 November mendatang, berkisah tentang dua mahasiswa AS yang bergabung dengan militer AS dan bertugas di Afghanistan. Film ini dibintangi oleh Robert Redford, Tom Cruise dan Meryl Streep.
Grace is Gone, akan dirilis bukan Oktober, mengisahkan bagaimana perang Irak membawa dampak bagi keluarga-keluarga para tentara AS. Dalam film ini diceritakan, seorang ibu yang bertugas di kemiliteran AS tewas dalam sebuah pertempuran di Irak. Sang suami, diperankan oleh John Cusack, tidak punya keberanian untuk menceritakan pada pada anak-anak perempuan mereka, bahwa ibu mereka sudah meninggal. Sang suami, lebih memilih membawa anak-anaknya berlibur, bukan untuk membuat situasi yang lebih mudah bagi anak-anaknya, tapi untuk dirinya sendiri.
Film Valley of Elah, akan dirilis tanggal 14 September, menceritakan tentang perilaku menyimpang para veteran Irak, pascabertugas di Irak. Film ini akan dibintangi Tommy Lee Jones, Charlize Theron dan Susan Sarandon, aktris yang juga aktivis anti-perang. Selain film-film itu, masih ada beberapa film lagi yang siap dirilis ke publik AS tahun 2007 ini. (/ln/iol)