Hizbullah Tunggu Lampu Hijau Pemerintah Libanon

Wakil Sekjen Hizbullah, Muhammad Ra’ad, menegaskan kelompoknya akan tetap memelihara gencatan senjata yang telah disepakati. Namun ia berjanji akan membalas semua pelanggaran yang dilakukan Zionis Israel, dengan syarat pembalasan itu diberi lampu hijau oleh pemerintah Libanon.

Dalam wawancaranya dengan harian El Balad, terbitan Libanon, Ra’ad mengatakan, “Perlawanan Hizbullah akan tetap melakukan pembalasan dan melakukan operasi militernya, sesuai keputusan politik pemerintah sejak Hizbullah melakukan aktifitasnya di Libanon.” Ia juga menjelaskan bahwa “Ketelitian dan kebijakan perlawanan mengharuskan kami tetap menjaga diri dalam kondisi politik apapun yang terjadi, baik lokal maupun internasional.”

Dalam kesempatan tersebut Ra’ad menerangkan bahwa pihaknya akan tetap komitmen untuk menghentikan aksi militer sampai gencatan senjata berlangsung secara sempurna. Hizbullah, tambahnya, tidak akan memberi kesempatan pada Zionis Israel untuk memanfaatkan waktu gencatan senjata untuk kembali menempatkan pasukannya di Libanon. “Yang paling prioritas bagi kami adalah hengkangnya Israel secara utuh dari Libanon, dan menciptakan suasana yang tenang agar masyarakat bisa kembali ke kampung halaman mereka, serta menciptakan suasana yang dikehendaki bagi penyebaran tentara Libanon di Libanon Selatan,” ujarnya.

Sampai saat ini, pasukan Israel masih bercokol sedikitnya di 9 titik lokasi di wilayah Libanon Selatan. Sementara Menteri Pertahanan Libanon Elyas Almur mengatakan, siapapun yang menodai gencatan senjata dengan melontarkan misil akan diajukan ke mahkamah militer dengan tuduhan berkhianat.

Namun hingga kini, Israel sebenarnya sudah berulangkali menodai fase gencatan senjata. Meskipun pejuang Hizbullah tidak melakukan pembalasan serupa sebagaimana dilakukan Zionis Israel. Selama peperangan 33 hari, Israel telah membunuh 1.287 orang Libanon yang mayoritasnya adalah warga sipil, dan melukai lebih dari 4.000 orang lainnya. Sementara Hizbullah berhasil menewaskan 161 orang Israel, mayoritasnya adalah militer, dan melukai 300 orang lainnya. Hizbullah, selama peperangan telah meluncurkan 3.970 misil ke sejumlah kota di utara dan tengah Israel. (na-str/iol)