Klaim Israel telah menewaskan 3 orang pejuang Hizbullah dalam sebuah kontak senjata di Selatan Libanon, ditolak kebenarannya oleh Hizbullah.
Israel mengaku telah terjadi kontak senjata cukup sengit antara pasukannya dengan pejuang Hizbullah pada hari Senin sore di wilayah Shama’ hingga menewaskan 3 orang pejuang Hizbullah, tanpa menewaskan atau melukai pasukan Zionis Israel sedikitpun. Meskipun sejumlah media menyebutkan, kontak senjata itu melukai 4 orang tentara Zionis.
Jubir Israel seperti dilansir BBC, menyebutkan bahwa pihaknya mendapati tiga orang pejuang Hizbullah yang tengah melakukan aktifitas mengancam sehingga memicu kontak senjata Namun pengakuan soal pembunuhan pasukan Hizbullah, dinafikan oleh wakil Sekjen Hizbullah Syaikh Nuaim dalam keterangannya.
Ia menyatakan para pejuang Hizbullah takkan mundur dari pertahanannya di Libanon Selatan kecuali setelah pasukan Libanon mampu mempertahankan negaranya sendiri. Ia juga menyebutkan bahwa perlawanan bersenjata akan terus berlanjut dan pihaknya takkan menggunakan bahasa lain dalam menghadapi perampok Zionis Israel. Dalam wawancaranya dengan televisi satelit Al-Jazeera, ia mengatakan, “Perlawanan harus tetap berdiri, dan siap siaga menanti perubahan situasi. Kami yakin strategi pertahanan yang kami lakukan adalah alternatif yang bisa menjadi solusi serangan Israel dan ancaman Israel atas Libanon.”
Karenanya, ia menegaskan pejuangnya tidak akan ditarik mundur dari Libanon Selatan, dan lokasi itu akan tetap menjadi basis pertahanan Hizbullah di samping tetap memberi dukungan dan support kepada pasukan Libanon agar mereka mampu berperan mempertahankan negara dari serangan Israel. “Andai Hizbullah tidak mempersiapkan diri, mungkin Libanon akan mengalami bencana yang lebih hebat lagi akibat kebiadaban Israel,” katanya.
Terkait dengan hasil peperangan 34 hari melawan Israel, ia menyatakan, “Selama Israel tidak berhasil mencapai target serangannya, berarti mereka kalah dalam peperangan ini, dan kamilah yang memenangkannya.” (na-str/albwb)