Hizbullah-Iran: Konferensi Annapolis untuk Perkuat Rejim Zionis Israel

Iran dan Hizbullah mengecam negara-negara Arab yang memutuskan untuk berpartisipasi dalam Konferensi Annapolis yang digagas AS. Mereka menilai konferensi itu tidak ada manfaatnya dan hanya untuk memenuhi kepentingan rejim Zionis Israel.

"Konferensi itu… Tidak akan membawa keuntungan bagi rakyat Palestina dan tujuannya hanya untuk lebih memperkuat penjajahan Zionis, " kata Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad dalam pidtonya yang dikutip kantor berita Iran, IRNA.

"Ikut serta dalam konferensi ini menunjukkan kurangnya kecerdasan politik, " tukas Ahmadinejad.

Semetara itu, kantor berita ISNA melaporkan, Ahmadinejad sempat melakuka pembicaraan dengan Presiden Suriah Bashar Al-Assad hari Minggu (25/11). Kedua pemimpin negara itu dilaporkan "sepakat bahwa hanya mereka yang benar-benar mewakili rakyat Palestina yang bisa mengambil keputusan bagi masa depan Palestina dan konferensi seperti konferensi Annapolis, tidak akan berhasil. "

Suriah, Iran dan Hizbullah, selama ini menjadi salah satu pihak yang tidak mau mengakui eksistensi negara Israel.

Salah seorang ketua deputi Hizbullah Syaikh Naim Kassem dalam aksi massa di Beirut mengatakan, "Konferensi Annapolis tidak akan menghasilkan apapun bagi rakyat Palestina. Konferensi itu cuma menjadi ajang memamerkan kekuatan politik pada media untuk kepentingan Israel. "

Di sisi lain, Suriah menyatakan akan hadir di Annapolis, dan akan diwakili oleh deputi menteri luar negeri Faisal Mekdad yang pernah menjabat sebaga duta besar Suriah untuk PBB.

Menlu Suriah Walid Mualem menyatakan, Suriah ikut serta dalam Konferensi Annapolis setelah AS menyatakan setuju untuk memasukkan persoalan Dataran Tinggi Golan dalam agenda pembahasan. Suriah, tetap ingin memperjuangkan wilayahnya yang sampai detik ini masih dikuasai Israel itu.

Sementara itu, PM Israel Ehud Olmert dan Presiden Palestina Mahmud Abbas, sudah tiba di AS. Selain Olmert, pejabat Israel yang hadir dalam Konferensi Annapolis antara lain Menlu Tzipi Livni dan Menhan Ehud Barak. (ln/al-araby)