Hizbullah: Empat Syarat Bagi Israel Jika Mau Serang Libanon

Banyak isu yang muncul di hari-hari peringatan satu tahun perang Israel-Libanon. Antara lain adalah soal isu operasi militer Israel yang disebut-sebut bakal mengulangi serangannya atas Libanon.

Tapi Petinggi Hizbullh Libanon, DR. Husein Rehal, mengatakan, “Hasil aksi militer yang dicapai Israel menunjukkan saat ini Israel masih dalam kondisi lemah untuk memulai kembali peperangan atas Libanon.”

Tapi di sisi lain, ia menegaskan pula bahwa, “Publik perlawanan bersenjata akan siap menghadapi serangan apa saja dari Israel. ”

Dalam rangka memperingati tahun pertama operasi militer Israel atas Libanon, Rehal menegaskan, ada empat syarat yang dianggap sah oleh Israel melancarkan perang kembali atas Libanon.

Empat syarat itu adalah, restrukturisasi militer Israel, peningkatan kekuatan senjata udara dan darat terutama di lokasi yang dikuasai Israel dalam peperangan setahun lalu, dikeluarkannya sejumlah keputusan politik Israel, lampu hijau dari AS dan sebagian negara Arab dan internasional.

“Tapi menurut saya, seluruh syarat itu belum terpenuhi saat ini, ” ujar DR. Husein Rehal.

Rehal juga menyampaikan, meski demikian Hizbullah tetap harus memiliki persenjataan yang cukup untuk membalas serangan Israel. “Memang ada pasukan internasional UNIFIL di Selatan Libanon, tapi misi mereka bukan melindungi Libanon, ” jelasnya.

Terkait sebab utama kekalahan Israel dalam perang setahun silam, Rehal menjelaskan bahwa di antara sebabnya adalah karena Hizbullah sebelumnya telah berlatih intensif menghadapi berbagai kemungkinan sehingga mereka sudah memiliki kekuatan mental, keyakinan dan senjata.

Perang Israel atas Libanon berlangsung selama 34 hari dari 12 Juli hingga 14 Agustus 2006, setelah pasukan Hizbullah menyandera dua serdadu Israel. Perang itu sendiri berakhir dengan keputusan DK PBB no. 1701 yang menyatakan penghentian perang dan mengirimkan pasukan PBB ke wilayah Selatan Libanon. Jumlah maksimal pasukan yang akan dikirim adalah 15 ribu pasukan, namun hingga saat ini baru 13. 500 pasukan yang hadir di Libanon. (na-str/iol)