“Mungkinkah ada hakim dalam keadaan seperti itu mengambil risiko melakukan keadilan? Mereka yang bisa dipindahkan dari distrik atau mendapat tekanan oleh kelompok pengacara yang beroperasi sebagai mafia,” tambahnya.
Dia juga menambahkan bahwa Hafeez ditahan dalam kondisi buruk.
“Dia (Hafeez) sangat gelisah. Dia tidak bisa berbicara dengan sangat koheren,” katanya.
“Ketika saya bertemu dengannya di awal (kasus ini), dia akan menemui saya dengan senyum dan memiliki banyak gairah, setelah bertahun-tahun dalam kurungan isolasi, itu berdampak pada seseorang,” tambahnya, seperti dimuat Al Jazeera.
Menanggapi putusan itu, kelompok HAM yang berbasis di Inggris, Amnesty International menilai bahwa putusan itu tidak ubahnya seperti parodi.
“Hukuman mati Junaid Hafeez adalah keguguran keadilan,” kata peneliti Pakistan di Amnesty International Rabia Mehmood.
“Putusan pengadilan Multan sangat mengecewakan dan mengejutkan. Seluruh kasus Junaid dan persidangan panjangnya tidak adil dan tidak benar,” tambahnya.[rmol]