Tewasnya salah seorang staf konsulat AS di Benghazi Libya akibat serangan massa serta penyerbuan kantor kedutaan AS di Kairo, membuat Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton murka.
“Sekelompok massa telah melakukan tindakan keji dalam upaya merespon sesuatu yang dipublikasikan di Internet. Amerika Serikat sendiri menyesalkan segala upaya yang disengaja merendahkan keyakinan agama orang lain. Komitmen kami terhadap toleransi keagamaan tidak pernah goyah. Perlu saya tegaskan: tindakan kekerasan seperti itu tidak bisa dibenarkan,” kata Hillary dalam pernyataan yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri.
Aksi massa di Libya dan Mesir itu dilakukan menyusul kabar munculnya sebuah film amatir yang melecehkan Islam dan menghina Nabi Muhammad SAW.
Menurut laporan CNN, saksi mata menyatakan kelompok Islam Anshar al-Syariah yang menyerbu ke gedung konsulat AS di Benghazi, Libya. Sedangkan di Kairo, aksi massa dilakukan oleh sekitar 3.000 demonstran, sebagian besar aktivis Salafi Jihadi yang memanjat tembok Kedubes merobohkan bendera AS dan berusaha menggantinya dengan bendera Tauhid.(fq/inlh)