Mereka kebetulan mengunjungi rumah kesejahteraan anak sebagai bagian dari proyek penyelamatan dan perdagangan antianak yang disebut “Operasi Senyum”. Sebelumnya, seorang tukang batu bernama Khwaja Moinuddin dari Kurnool telah memasukkan buku harian yang hilang di sebuah kantor polisi Hussainialam pada 2005.
“Saya mendapat konfirmasi dari teman sekumpulan saya di Kurnool tentang keaslian keluarga dan ibunya juga memberi tahu kami tentang tanda pengenal, termasuk tahi lalat di kaki Swapna,” kata N Sridhar dari lembaga Antiperdagangan Manusia, dikutip Times of India, Senin (1/2).
Mendengar kabar temuan Fatima, keluarga sangat gembira dan langsung bergegas ke Hyderabad. Namun, rasa senangnya pupus setelah melihat Fatima adalah pemuja setia Sai Baba.
“Dia tumbuh dalam budaya yang sangat berbeda, tanpa ingat siapa keluarganya. Reuni ini adalah putaran kedua yang tidak biasa dalam hidupnya,” ujar salah seorang polisi senior.
Keluarga Fatima juga datang mengunjungi Masjid Makkah yang menjadi saksi hilangnya Fatimah. Kala itu, Fatima kecil sedang mengikuti ayahnya untuk mengambil air setelah makan siang.
Namun, dia tidak ditemukan dan hilang selama 15 tahun. Selama tinggal di Hyderabad, sang kakak, Hussain, harus bekerja di hotel agar bisa membeli makanan.
“Akhirnya, setelah kami kehilangan harapan, kami kembali ke Kurnool. Ayah dan ibu saya menangis berhari-hari. Ketika kami kembali, ayah saya harus menghadapi tuduhan dia telah menjual putrinya. Dia sangat menderita,” ujar dia. (rol)