Niat AS yang sesungguhnya ingin menyerang Iran makin terkuak, mirip dengan Irak, yang menjadi ketakutan AS selama ini ternyata bukan soal nuklir Iran, tapi karena AS takut Iran akan memegang kontrol terhadap sumber-sumber minyak.
Hal ini diungkapkan oleh mantan menteri luar negeri AS Henry Alfred Kissinger dan tulisannya yang akan segera dipublikasikan berjudul "Putting Politics Aside to Save Iraq."
Dalam tulisannya Kissinger mengatakan bahwa Iran pada saat ini cenderung menerapkan hegemoni di kawasan sekitarnya dan negara-negara Industri tidak bisa menerima sebuah kekuatan radikal mendominasi kawasan di mana mereka menggantungkan perekonomiannya.
"Kebenaran mutlak dianggap perlu diterjemahkan ke dalam kebijakan yang efektif, dan yang paling dipilih adalah kebijakan ekonomi dengan para sekutu-sekutu mereka, " tulis Kissinger.
Lebih lanjut ia menulis bahwa Iran memiliki hak untuk mengungkapkan aspirasinya dan itu harus dihormati. Tapi bagi AS dan negara-negara industri lainnya hak Iran itu tidak boleh termasuk memegang kontrol atas sumber-sumber minyak.
AS dan negara-negara Industri lain yang menjadi sekutunya, menurut Kissinger, bisa mewujudkan ambisinya untuk menjadi penguasa sumber-sumber minyak asalkan memenuhi dua persyaratan yaitu; AS perlu menjaga eksistensinya di kawasan Teluk yang bisa diandalkan oleh negara-negara pendukungnya dan AS harus serius menghadapi lawan-lawannya.
Dan yang terpenting, tukas Kissinger, AS harus mengakui bahwa yang dibutuhkan adalah kerjasama bukan taktik.
Henry Alfred Kissinger adalah figur yang memainkan peranan penting dalam kebijakan-kebijakan luar negeri AS pada era tahun 1969 dan 1977, ketika ia menjadi penasehat Keamanan Nasional dan menjadi menteri luar negeri pada masa Presiden Nixon dan Ford. (ln/presstv)