Sementara presiden AS Barack Obama asyik saling memuji dengan sekutunya Arab saudi atas sejarah panjang persahabatan mereka dan hubungan strategis kedua negara, beberapa pejabat resmi negara As secara pribadi malah tidak senang terhadap Saudi.
Sebuah film kartun yang dibuat oleh seorang produser film Saudi bernama Osama Khalifah yang berjudul "Helm Al Zaytoun" atau "The Olive Dream" lah yang menyebabkan para pejabat AS merasa kecewa terhadap Saudi. Pasalnya di film tersebut menyalahkan "kelompok Zionis Israel’ atas penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina.
"Penggambaran tentang peristiwa Nakba tahun 1948 dan penderitaan rakyat Palestina telah lama menjadi pemicu tindak kekerasan dan sentimen anti-Amerika,"kata sebuah pernyataan dari departemen resmi kenegaraan AS yang tertulis bertanggal 16 Juni dengan judul "Counterterrrorism Communication Alert". "Sebagaimana tindakan yang dilakukan oleh pemerintah AS selama ini untuk mendorong proses perdamaian antara Israel – Palestina, film kartun tersebut menjadi kendala yang signifikan untuk pembentukan opini kepada masyarakat Arab.
Namun produser film Saudi mengklaim bahwa film yang dia bikin dimaksudkan untuk mengajarkan dan menjelaskan kepada anak-anak tentang persoalan Palestina dari sudut pandang para pengungsi Palestina, serta memberikan nuansa baru persoalan tersebut kepada generasi baru anak-anak muda Arab dan umat Islam secara umum.
Departemen resmi negara AS memberi peringatan dalam memo berlabel "OFFICIAL USE ONLY" dalam mensikapi film kartun tersebut.
"Helm Al Zaytoun" atau "The Olive Dream" menurut pejabat AS hanya akan memanaskan situasi yang memang telah panas antara rakyat Palestina dengan Israel, dan hanya membangkitkan semangat anti-semit. Dalam film tersebut digambarkan seorang anak gadis Arab yang menyaksikan peristiwa Nakba 1948 dimana dengan mata kepalanya sendiri, ayahnya dibunuh oleh ‘gerombolan Zionis Israel’ yang datang untuk menjajah tanah Palestina.
Osama Khalifa sang produser film mengatakan bahwa film ini bertujuan untuk mengenalkan kepada anak-anak tentang persoalan warga Palestina di pengungsian dari perspektif geografi dan keagamaan. Dalam film ini juga ditampilkan sebuah adegan peperangan dimana militer Zionis Israel memborbardir warga sipil Palestina dan kemudian anak-anak muda Palestina berjuang untuk membalas serangan tersebut dengan dilatari lagu yang menyemangati mereka.
Adegan dalam film animasi yang membuat semakin ‘gerah’ dan geramnya pejabat AS adalah sewaktu dalam film itu menceritakan seorang anak Yahudi dengan gagahnya membunuh seorang laki-laki Arab di depan keluarganya. Dan bapak dari anak Yahudi tersebut mengatakan kepada anaknya dengan pujian bahwa dia telah menjadi seorang laki-laki sejati dengan membunuh seorang Arab.(fq/ipt)