Sumber keamanan Mesir mengatakan, seorang ulama Salafi Mesir dan pengkhutbah acara di televisi berbalik mengecam Ikhwanul Muslimin setelah ia ikut ditangkap pada hari Rabu oleh pihak keamanan Mesir di dekat perbatasan Libya.
Safwat el-Hegazy mengatakan kepada penyelidik polisi bahwa ia bukan bagian dari Ikhwanul Muslimin dan bahwa jika ia bisa kembali ke masa lalu maka dia tidak akan pernah mendukung mereka (Ikhwanul Muslimin) , kata salah satu sumber keamanan.
“Ini bukan karena mereka (Ikhwanul Muslimin) adalah kelompok teroris dan mendorong pertumpahan darah, tapi itu karena mereka tidak bekerja dengan baik dan tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar,” Hegazy mengatakan seperti dikutip oleh media setempat.
Hegazy yang dicari atas tuduhan ikut menghasut kekerasan oleh pihak keamanan Mesir , telah ditangkap Rabu pagi di sebuah pos pemeriksaan dekat Siwa Oasis, dekat Libya. Dia dilaporkan mencoba melarikan diri ke negara itu di perbatasan Libya.
Sebaliknya, Ulama ini juga membantah bahwa dia menyetujui tindakan penggulingan Presiden Mursi .
Hegazy juga mengatakan dalam pernyataannya bahwa ia selalu menyerukan semua pihak untuk pasif dalam kondisi seperti ini dan ia tidak tahu bila ada rencana kekerasan dari pihak Ikhwan.
Dia juga mengatakan kepada penyelidik bahwa ia tidak menyadari ada keterlibatan orang orang bersenjata di Rabaa al-Adawiya square, pada saat para pendukung Presiden Mohammad Mursi mengadakan demonstrasi.
“Saya bersumpah demi Allah, saya bersumpah demi Allah, saya bersumpah demi Allah bahwa jika saya tahu ada (senjata) bahkan satu pisau plastik di Rabaa, saya akan meninggalkan alun-alun itu segera,” katanya menurut sumber keamanan.
Hegazi pernah melontarkan ancaman kepada pihak sekuler pada 6 Agustus untuk “mematahkan leher mantan tokoh (Albaredei) simbol dari Salvation Front Nasional jika Presiden terguling Mohammad Mursi terluka, lapor Al Arabiya.
Ia sebelumnya dilaporkan telah mendirikan sebuah milisi bersenjata yang sebagiannya terdiri dari anggota garis keras dari Ikhwanul Muslimin. Milisi tersebut disebut sebagai Tentara pembebasan Mesir dan yang dilengkapi dengan seragam militer dan senjata api, menurut laporan media Mesir. (Arby/KH)