Kementerian dalam negeri Iran mengumumkan hasil final pemilu lokal yang digelar pada Jumat, pekan kemarin yang dimenangkan oleh kelompok oposisi Iran dari kalangan moderat konservatif. Kelompok ini berhasil meraih suara mayoritas, disusul kemudian oleh kelompok reformis yang pada tahun 2004 dikalahkan oleh kalangan ultra konservatif. Kelompok yang loyal pada Ahmadinejad.
Kemenangan kelompok oposisi ini dinilai sebagai pertanda adanya ketidakpuasan publik atas sikap Ahmadinejad yang selalu menentang Barat sehingga membuat negeri itu terancam sangsi dari PBB. Retorika anti Israel Ahmadinejad dan sikapnya yang tidak goyah sedikitpun soal nuklir Iran, diyakini telah membut publik yang memilihnya dalam pemilu presiden tahun 2005 lalu, terpecah dua.
Sejumlah kalangan konservatif menilai Ahmadinejad sudah membuang banyak waktu untuk berkonfrontasi dengan AS dan sekutunya dan gagal untuk memperjuangkan perekonomian Iran.
Hasil pemilu juga menunjukkan akan kembalinya kelompok reformis yang lebih menginginkan hubungan dekat dengan Barat dan memperlonggar pembatasan-pembatasan sosial maupun ekonomi di bawah pemerintahan Islam.
Tokoh reformis, Saeed Shariati mengatakan, hasil pemilu menunjukkan "penolakan besar" terhadap Ahmadinejad dan aliansinya.
"Suara rakyat menunjukkan mereka tidak mendukung kebijakan Ahmadinejad dan ingin ada perubahan," kata Shariati yang juga ketua Islamic Iran Participation Front, partai kelompok reformis terbesar di Iran, pada Kamis (21/12).
Shariati yang menginginkan perubahan pemerintahan Islam dan mendukung hubungan Iran dengan AS ini menambahkan,"Kami menganggap kebijakan pemerintah saat ini bertentangan dengan kepentingan dan keamanan Iran."
Pemilu Dewan Pakar
Sentimen anti Ahmadinejad juga terlihat dalam hasil final pemilihan anggota Dewan Pakar, lembaga yang beranggotakan 86 ulama senior yang tugasnya mengawasi kepemimpinan kepala negara dan menentukan penggantinya.
Suara dalam pemilihan ini mayoritas jatuh ke kubu moderat pendukung Hashemi Rafsanjani yang dikalahkan oleh Ahmadinejad dalam pemilu presiden 2005. Rafsanjani adalah tokoh yang mendukung dialog dengan AS, bersamanya terpilih juga Hasan Rohwani, mantan juru runding nuklir Iran yang oleh Ahmadinejad dituding kelewat banyak membuat konsesi dengan Eropa.
Pemilihan Walikota
Di ibukota Tehran, hasil pemilihan walikota juga dimenangkan oleh kelompok moderat konservatif yang mencalonkan Muhammad Baghir Qalibaf sebagai calon walikota Iran. Kelompok ini memenangkan 7 dari 15 kursi, kelompok reformis mendapat 4 kursi dan aliansi Ahmadinejad mendapat 3 kursi. Satu kursi diraih oleh Ali Reza Dabir, dari wakil independen. Dia adalah mantan pegulat Iran yang memenangkan medali emas di olimpiade Sydney tahun 2000.
Secara keseluruhan, kubu pendukung Ahmadinejad mengalami kekalahan dan menurut para analis, aliansi yang loyal pada Ahmadinejad hanya mendapatkan kurang dari 20 persen suara dalam pemilu lokal. Tak satupun kandidat dari kubu Ahmadinejad yang mendapatkan kursi antara di kota Shiraz, Bandar Abbas, Sari, Zanjan, Rasht, Islam, Sanandaj dan Kerman.
Meski demikian, hasil pemilu tidak secara langsung akan mempengaruhi pemerintahan Ahmadinejad dan perubahan cepat dalam kebijakannya. Karena dewan lokal hanya menangani persoalan lokal daerah dan kota masing-masing.
Dampak yang mungkin akan timbul dari hasil pemilu ini adalah munculnya tekanan agar Ahmadinejad mengubah sikap anti-Baratnya dan lebih memfokuskan pada masalah ekonomi dan pengangguran di dalam negeri. (ln/aljz)