Konferensi Holocaust di Teheran Eropa akhirnya usai diselenggarakan pada hari Selasa (12/12). Konferensi itu antara lain merumuskan pembentukan Tim Internasional guna mengusut kembali jejak kebenaran terjadinya holocaust yang kerap disebut sebagai peristiwa pembantaian orang-orang Yahudi oleh Nazi Jerman.
Konferensi ini berlangsung dengan sejumlah kritikan keras dari sejumlah tokoh Yahudi maupun pakar Eropa. Mereka mengatakan bahwa Iran sengaja menyelenggarakan konferensi ini dengan tujuan menghina dunia beradab dan membenturkan peradaban dengan sesuatu yang sulit dipercaya. Sampai-sampai Ketua Parlemen Jerman mengirimkan surat langsung kepada Ahmadinejad sebagai Presiden Iran, untuk memprotes konferensi tersebut. Ia mengatakan, “Saya sangat mengecam apapun upaya yang dilakukan untuk mengangkat klaim permusuhan terhadap kemuliaan, yang menodai kebebasan ilmiah.”
Namun demikian, Kepala Tim Ilmiah Penelitian Fakta Holocaust, Muhammad Ali Ramin yang ditunjuk dari hasil konferensi ini, mengatakan, “Anggota tim kami tidak berpihak pada kelompok manapun. Bahkan mereka menolak keterlibatan kelompok apapun secara detail.”
Ia melanjutkan sebagaimana dikutip Reuters, “Mereka hanya berusaha mencapai kebenaran untuk melakukan pembebasan manusia secara benar.”
Saat pembukaan konferensi holocaust (11/12), Menteri Luar Negeri Iran Manosyaher Mutaqi mengatakan bahwa Iran tidak serta merta menafikan peristiwa holocaust atau mempercayainya. Bahkan ia mengatakan, “Tak ada kebencian terhadap orang Yahudi di Iran.” Tentang target penyelenggaraan konferensi ini, menurut Manosyaher adalah untuk menciptakan iklim yang sesuai untuk mengkritisi berbagai tema sejarah dari beragam sudut pandang.
“Kami tidak dalam konteks mempercayai atau menolak adanya holocaust. Tapi bila ada pertanyaan tentang holocaust secara resmi, maka pertanyaan lain juga akan memberi pengaruh tentang organisasi Zionis Yahudi,” ujarnya.
Manosyaher menegaskan, “Semua bentuk sektarianisme, baik itu Nazi maupun Yahudi, bertentangan dengan tabiat kemanusiaan dan Islam menentang bentuk-bentuk sektarian seperti itu, dengan seluruh ragamnya.” (na-str/iol)