Sekjen Hizbullah, Hasan Nashrallah bertekad akan menggulingkan pemerintahan Libanon. Langkah penggulingan pemerintahan itu, tandasnya, akan dilakukan dengan menggelar berbagai aksi demonstrasi damai dan membangkitkan kesadaran masyarakat sipil. Ini akan dilakukan, bila ternyata mayoritas parlemen Libanon tidak kunjung menyepakati pembentukan pemerintahan koalisi nasional atau menggelar lebih dini pemilihan umum.
Dalam pernyataan yang disampaikannya melalui televisi Al-Manar, Hasan Nashrallah mengatakan, “Kami memiliki dua alternatif untuk keluar dari konflik politik yang kini melanda Libanon. Pertama pembentukan pemerintahan koalisi nasional, atau pemilu dini.”
Menurut Nashrallah, berdirinya pemerintahan koalisi nasional adalah keniscayaan bagi Libanon, agar bisa menyikapi berbagai peristiwa secara benar sesuai peta yang ada. Dan yang lebih penting lagi, Libanon akan dapat bersikap independen tanpa dikte dari pihak Suriah maupun AS.
Jika dua target itu tidak kunjung terwujud, Nashrallah menambahkan, rakyat Libanon kini bersiap untuk turun ke jalan menggelar aksi demonstrasi damai untuk menggulingkan pemerintah yang disebutnya cenderung ke Amerika.
Di hadapan ratusan pendukungnya, yang berjanji akan melakukan koordinasi turun ke jalan melakukan aksi protes, Hasan Nashrullah mengatakan, “Kalian harus siap… sampai kita bisa memastikan menggunakan berbagai sarana damai, demokratis, untuk menjatuhkan pemerintah yang tidak sah dan tidak sesuai dengan undang-undang. Pemerintahan ini adalah pemerintahan dubes AS Filtman, bukan pemerintahan yang dikendalikan oleh Fuad Siniora.”
Ia menegaskan bahwa pemerintahan saat ini tidak mungkin bisa yakin dengan keputusan politiknya, karena terikat dengan dana yang diberikan oleh pemerintah AS.
Di antara gegap gempita dukungan pendukungnya, Nashrullah mengatakan bahwa ini adalah sasaran yang minimum, tidak berlebihan. Dan langkah yang akan ditempuhnya juga dijamin oleh undang-undang negara. “Ini bukan revolusi politik terhadap pemerintah saat ini, seperti yang dituduhkan oleh pemerintah,” ujarnya.
Nashrallah tidak menegaskan secara jelas apa yang disebut oleh televisi Al-Manar sebagai “Komite Organisasi Penggerakkan Rakyat melawan pemerintah.” Tapi Nashrullah hanya mengatakan bahwa aksi itu mungkin baru akan disampaikan ke publik beberapa jam sebelum digelar. Dan aksi itu akan terus berlangsung tanpa waktu yang ditentukan selesainya.
Aksi ini, tambahnya suatu saat bisa berlanjut dalam bentuk mogok makan, atau pembangkangan sipil. “Aksi-aksi ini akan tetap berlaku sampai kami bisa memastikan bahwa pemerintah ilegal dan tidak sesuai undang-undang itu terguling,” ujar Nashrallah.
Konflik politik di Libanon makin meruncing pascaditariknya enam perwakilan eksekutif asal Hizbullah dari pemerintahan. Mereka ditarik karena dituding terlibat dalam pembunuhan mantan PM Libanon Rafiq Hariri. Penarikan mundur sejumlah menteri dari struktur pemerintahan, menyebabkan pemerintahan Libanon tidak legal lagi. (na-str/iol)