Memasuki hari ke 16, pertempuran di seluruh wilayah Gaza, antara tentara Zionis-Israel dengan pejuang Hamas, semakin menghebat. Di tengah menggemuruhnya serangan udara yang menghebat, wartawan TV Aljazeera, masih menyaksikan kumandang adzan Subuh, di Gaza. Ini sungguh sangat luar biasa.
Seranggan udara rejim Zionis-Israel ke daerah-daerah Gaza, dibalas dengan tembakan roket para pejuang Hamas ke wilayah Israel. Belum ada tanda-tanda Israel menerima gencatan senjata, tapi justru rejim Zionis-Israel mengerahkan ribuan pasukan cadangannya, masuk ke Gaza. Tentu, yang menyedihkan Mubarak, semakin memperketat pintu gerbang Rafah, dan mengirimkan ribuan tentara Mesir, masuk ke Rafah. Rafah yang berpenduduk 30.000 itu, menjadi kota militer.
Serangan udara Zionis-Israel ke wilayah Gaza, di hari ke 16 ini, meningkatkan jumlah korban muslim Gaza, terus bertambah. Jumlah angka yang tercatat dari medan pertempuran, sudah mencapai 1000 muslim Gaza yang syahid. Hampir sepertiga jumlah korban adalah anak-anak, wanita, dan orang tua. Sementara itu, yang cedera dan luka-luka, jumlahnya sudah mendekati angka 5000 orang. Ini akibat pemboman yang dilakukan Israel, ke target-target sipil, yang tidak terkendali.
Karena, nampaknya rejim Zionis-Israel, tidak dapat mengendenfikasi tempat-tempat persembunyian pejuang Hamas secara akurat, militer Israel hanya dengan serampangan menggunakan senjata militernya diarahkan ke tempat penduduk sipil.
Di lapangan, menurut Dr.Muawiya Hassananein, Direktor UGD di rumah Gaza, jumlah korban yang baru terdata sekitar 906, yang syahid, sedangkan 277 anak-anak yang syahid, dan 93 wanita yang syahid. Data-data ini tidak menunjukkan perkembangan yang sesungguhnya di lapangan. Karena, jumlah korban yang meningkat dengan drastis setiap harinya, akibat gempuran dan pemboman yang dilakukan rejim Zionis-Israel, secara massif. Sementara, Gaza, adalah kota yang paling padat jumlah penduduknya, tidak heran jika rejim Zionis-Israel, tidak dapat lagi membedakan antara sasaran sipil dan militer. Apalagi, Zionis-Israel sudah menganggap setiap orang Palestina adalah ancaman bagi masa depan mereka.
Dan, mereka berhak dibunuh. Seperti, ketika Zionis-Israel membunuhi anak-anak yang masih sangat belia (dibawah umur 15 tahun), yang menjadi korban kebiadaban Zionis-Israel, karena menurut pemimpin Zionis-Israel, anak-anak itu akan menjadi ancaman yang sangat dahsyat bagi mereka. Kemarin, pasukan Zionis-Israel betul-betul melakukan ‘cleansing’ (pembersihan) terhadap muslim Gaza, tak kurang dari 38 muslim Gaza, yang dibantai, dan puluhan lainnya, yang mengalami luka-luka, hanya beberapa waktu saja.
Di kota Gaza dan Rafah, yang menjadi perbatasan Gaza dengan Mesir, militer Zionis-Israel melakukan serangan udara, yang massif, yang mengakibatkan sejumlah warga tewas, dan pululhan lainnya luka. Di daerah Sheikh Ajlin, di barat daya Gaza, pasukan rejim Zionis-Israel, membantai 14 orang Palestina, dan termasuk seorang anak yang baru berumur 5 tahun. Masih di wilayah Gaza, serangan rudal darat Israel, mengenai sebuah keluarga, yang mengakibatkan seluruh keluarga itu tewas. Selain itu, selama perang darat di Gaza, militer Israel juga menculik sejumlah warga, dan menyiksa mereka. Kondisi orang-orangm yang ditangkap dan ditahan itu sangat mengenaskan.
Sementara itu, para pejuang Palestina, terutama Hamas, terus meningkatkan perlawanan mereka terhadap pasukan pendudukan Israel. Akibat perlawanan yang sangat gigih dari para pejuang Hamas itu, Senin sore, pasukan pendudukan Israel, mundur dari kota Khuzaa, yang terletak di sebelah timur Khan Yunis. Sebelum, tentara Israel itu mundur dari Khuzaa, mereka merusak tanah pertanian penduduk, gedung, rumah, dan kantor-kantor yang ada di kota itu. Pasukan rejim Zionis Isrel itu, sebelum pergi, menghancurkan 30 rumah penduduk dengan menggunakan bulldozer. Menurut, laporan-laporan yang ada, rejim Zionis-Israel menggunakan senjata kimia,atau bom phosphorus, yang mengakibatkan tewasnya seorang wanita, dan seorang pejuang Hamas, dan mencederai 90 orang lainnya. Pasukan Zionis-Israel, tidak lupa membakar tempat-tempat penduduk,yang dicurigai sebagai tempat persembunyian pejuang Hamas.
Dalam medan pertempuran yang semakin sengit itu, seorang komandan dari Brigade Izzuddin al-Qassam, Abu Muadz, menceritakan bagaimana seorang pejuang Hamas, dia hanya sendirian menghadapi pasukan Israel, yang menggunakan senjata, yang sangat canggih, dan berhasil mengusir pasukan Zionis. Padahal, menurut Abu Muadz, pejuang Hamas itu, hanya mendapatkan latihan, yang sangat sederhana, dan baru masuk ketika pecah perang. Ini sangat luar biasa. Kini, Hamas menggunakan taktik baru dengan gerilya untuk menghadapi pasukan Zionis-Israel.
Para sukarelawan yang baru terjun ke medan perang itu, menambah kekuatan bagi perlawanan di Gaza. Abu Muadz menegaskan : “Musuh akan menghadapi penduduk Gaza, yang memiliki taktik perang baru, dan ini taktik yang sungguh sangat surprise”, ujar Muadz. Para pejuang Hamas juga berhasil menangkap tentara Israel, hari Senin sore, mereka berhasil seorang tentara Israel. Dan, para pejuang akan menangkap lebih banyak lagi pasukan Israel, yang sekarang ini terjebak dalam medan perang di Gaza.
Para pejuang Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam, menyampaikan seruan kepada tentara Israel, bahwa pejuang Hamas, menunggu pasukan pendudukan Israel di jalan-jalan dan dibukit-bukit Gaza, dan mengingatkan kepada komandan pasukan pendudukan Israel, tentang keselamatan mereka, yang sekarang ini sudah berada di mendan pertempuran Gaza.
Hari Senin, kemarin, salah seorang pemimpin Gerakan Hamas, Dr.Ismail Radwan, bahwa Hamas akan membuat kerjasama dengan seluruh kekuatan perlawanan yang ada di Gaza.
Radwan menegaskan dalam kesempatan itu, Hamas menolak pasukan internasional, masuk ke Gaza. “ Kami menolak pasukan perdamaian yang akan masuk ke Gaza”, tegs Radwan.
Pemimpin Hamas itu, menegaskan pula, prioritas Hamas adalah menghadapi agresi militer Zionis- Israel yang sangat biadab. Dalam kesempatan itu, Radwan, juga memberikan informasi bahwa Otoritas Palestina (PA) dibawah Presiden Mahmud Abbas, menolak kerjasama dengan Hamas, guna membuka pintu gerbang Rafah, yang dapat digunakan lalulintas dari Gaza ke Mesir.
Intinya, Otoritas Palestina memiliki sikap yang sama dengan Mesir, dan Israel, yang tidak mengizinkan dibukanya pintu gerbang Rafah.
Dalam menghadapi perang Zionis-Israel, pejuang Hamas betul-betul hanya sendirian, tidak ada kekuatan manapun yang mau membantu mereka, terutama Negara-negara Arab. Dan, mereka membiarkan saudara dibantai oleh Zionis-Israel.
Di Israel, para penduduk negeri Yahudi itu, ketika terjadi pembantaian di Gaza, sekarang ini, justru perang menjadi tempat rekreasi mereka, penduduk Zionis-Israel itu, menikmati tontonan mesin-mesin perang mereka yang menjatuhkan bom diatas wilayah Gaza. Penduduk Zionis-Israel di dekat perbatasan Gaza, sambil memegang teropong melihat bagaimana milter Israel beraksi membunuhi muslim Gaza, mereka tertawa-tawa, sambil memegang tangan pasangannya, dan minum bir. Sungguh, biadab dan terlaknat mereka itu.
Wahai kaum muslimin di Gaza, gantungkanlah hidup dan matimu hanya kepada Allah Azza Wa Jalla, jangan kepada siapapun termasuk kepada para pemimpin Arab. Semoga engkau semua mendapatkan kemuliaan di dunia dan diakhirat kelak. (M/Pic).