AS nampaknya mulai sadar pentingnya keberadaan warga Muslim di negaranya. Federal Bureau of Investigation pada hari ini, Kamis (13/4) akan melakukan pertemuan ‘Town hall meeting’ dengan warga Muslim dan Arab yang akan disiarkan langsung melalui televisi dan disiarkan secara nasional.
Event yang baru pertama kalinya dilakukan FBI itu, akan dipimpin langsung oleh Paul Moskal, Kepala Divisi Penasehat untuk FBI di Buffalo, New York. Menurutnya, pertemuan akbar ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan dan peran masing-masing dalam memberantas terorisme. "Komunitas Arab dan Muslim di AS perlu menyelesaikan kesalahapaham satu dengan yang lain dan meningkatkan kerjasama yang lebih erat," kata Moskal.
"Apa yang kami ingin lakukan adalah, agar publik tahu bahwa FBI telah mengubah misinya setelah peristiwa 11 September, bahwa yang menjadi pioritas nomor satu kami adalah mendeteksi dan mencegah aksi teroris. Jika seseorang di masyarakat bisa membantu kami untuk mencapai itu, itulah yang menjadi tujuan kami," kata Moskal pada Rabu (12/4).
Pertemuan akbar antara FBI dan komunitas Muslim dan Arab itu akan disiarkan oleh Bridge TV, sebuah jaringan siaran televisi independen AS, yang menyiarkan program gaya hidup dan program budaya sepanjang 24 jam khususnya untuk para pemirsanya dari kalangan warga Muslim di AS.
Acara itu diharapkan juga sebagai upaya untuk mendorong warga Muslim dan Arab untuk melaporkan kejadian-kejadian yang menimpa mereka setelah peristiwa 11 September, seperti intimidasi, tindakan rasial dan pelecehan demi menegakan hak-hak sipil.
Alasan lain pertemuan itu menurut Moskal, "Kami membutuhkan lebih banyak orang Arab Amerika, kami membutuhkan lebih banyak lagi warga Muslim Amerika untuk menjadi agen FBI dan bekerja untuk FBI, maka kami memanfaatkan ini sebagai perekrutan juga."
Lebih lanjut Moskal mengatakan, FBI sudah sering melakukan pertemuan lokal di mana para agen FBI melakukan kontak dengan para warga dari berbagai kelompok etnis dan agama dan menanyakan sejumlah pertanyaan tentang pekerjaan mereka. Namun ia mengatakan, pertemuan Kamis ini merupakan pertemuan berskala nasional pertama yang pernah diselenggarakan dengan warga Muslim dan Arab dan disiarkan melalui jaringan televisi.
Juru bicara Council on American-Islamic Relations (CAIR), Ibrahim Hooper yang akan menjadi moderator pertemuan tersebut mengatakan, "Sangat penting untuk menjaga terbukanya jalur komunikasi dengan FBI agar FBI memahami komunitas warga Muslim dengan lebih baik. Dan bagi warga Muslim AS, agar lebih memahami keberadaan FBI."
Para pejabat di AS mengakui bahwa mereka harus lebih banyak terlibat dengan warga Muslim di AS dalam upaya memberantas terorisme. Mereka menyatakan, pemerintah siap untuk secara aktif bekerjasama dengan kelompok-kelompok Muslim dan akan memberikan akses yang lebih besar bagi warga Muslim di pemerintahan daripada sebelumnya.
Jumlah warga Muslim AS sekarang ini diperkirakan mencapai tiga sampai tujuh juta orang. Warga Muslim di negeri Paman Sam itu sebenarnya sudah lama menyampaikan keluhan pada pemerintahan Bush yang sudah mengabaikan keberadaan mereka dalam upaya negara itu memerangi terorisme. Padahal sumber daya warga Muslim yang potensial bisa dimanfaatkan untuk membantu pemerintah mengatasi masalah munculnya kelompok militan di AS. (ln/aljz)