Semua jamaah haji Asia Tenggara – termasuk Indonesia, dilarang keras melontar Jumroh setelah pukul 06.00 pagi hari ini, Kamis, (12 Dzulhijjah 1426/ 12 Januari 2006). Larangan itu untuk menghindari terjadinya benturan dengan jamaah haji dari Turki dan negara-negara Afrika.
Demikian surat yang dikeluarkan oleh Staf Teknis Urusan Haji I/ Ketua Pelaksana PPHI di Arab Saudi, Dr.H.M. Nur Samad Kamba, MA., yang juga Konsul Haji yang diteruskan kepada seluruh Ketua Kloter dan Pimpinan KBIH – sesuai surat dari Muasasah Thowafah, berdasarkan perintah YM.Menteri Haji Kerajaan Saudi Arabia.
Larangan tersebut berlaku hingga adanya pengumuman selanjutnya dari Muasasah.
Dengana adanya surat tersebut, seluruh ketua kloter dan pimpinan KBIH diminta mematuhi aturan tersebut dan bisa mengendalikan jamaahnya serta berkoordinasi dengan Maktab demi keselamatan jamaah. Karena jika ada jamaah haji yang melanggar ketentuan tersebut dan terjadi hal-hal yang tidak dingingkan, pemerintah Arab Saudi tidak bertanggungjawab atas segala resikonya.
Sementara itu, setelah isu terjadinya musibah desak-desakan di Jamarat yang menelan korban ratusan jamaah haji Indonesia, muncul lagi isu yang "menggelikan" tentang jamaah haji asal Indonesia yang terperosoknya ke dalam WC di perkemahan.
Entah darimana asal isu itu, yang berawal dari Maktab 40 hingga menyebar ke jamaah haji lainnya. Akibatnya, kantor Misi Haji Indonesia yang berada di muka trowongan Mina menjadi sasaran pertanyaan banyak jamaah. Kasatgas Mina, Ahmad Kartono dan tim segera menelusuri kebenaran ‘kabar burung’ itu dan ternyata bahwa berita itu memang tidak benar dan sangat menyesatkan.
Tak lama kemudian, muncul lagi isu yang sama, kejadiannya di Maktab 52 dengan korban 4 orang yang kejeblos di WC kamar mandi dan masuk ke gorong-gorong. "Benar nggak sih mas," tanya seorang reporter TV yang mengecek kebenaran berita bohong itu ke Redaksi MCH-di Mina, sambil menambahkan, "Sampai banyak orang yang tidak berani ke WC." (ln/infohaji-Depag)