Inggris memang unik. Negara ini bisa disebut sebagai salah satu pelopor berdirinya negara ilegal Israel di tanah Palestina. Tapi, masyarakat Inggris termasuk yang punya kepedulian tinggi terhadap isu-isu Palestina. Aksi-aksi massa dan boikot Israel sering dilakukan kelompok masyarakat Inggris.
Minggu (13/9), komunitas Muslim dan non-Muslim Inggris menggelar aksi massa di London Tengah untuk memperingati Hari Al-Quds yang laksanakan setiap tahun pada bulan Ramadan. Mereka memperingati Hari Al-Quds untuk menunjukkan dukungan dan simpati terhadap rakyat Palestina yang sedang berjuang membebaskan diri dari penjajahan rejim Zionis Israel.
Dalam aksi massa kemarin, para pengunjuk rasa membawa spanduk-spanduk antara lain bertuliskan "Keadilan untuk Anak-Anak Gaza yang Dibunuh","Kami semua adalah Orang Palestina","Boikot Israel" dan "Yudaisme Menolak Negara Zionis". Mereka juga meneriakan slogan-slogan berisi dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina seperti "Akhiri penjajahan sekarang juga" dan "Israel, negara teroris."
"Aksi ini bukan cuma untuk Al-Quds, tapi dukungan bagi rakyat Palestina yang tertindas. Kami melihat masalah-masalah Palestina dengan lebih luas dan semua hal yang terjadi pada rakyat Palestina. Kami disini ingin mengatakan bahwa kami bersama mereka," tukas Raza Kazim, kordinator aksi massa peringatan Hari Al-Quds.
Aksi massa pro-Palestina dijaga ketat oleh aparat kepolisian, karena pada saat yang sama, kelompok anti-Muslim melakukan aksi tandingan untuk mengganggu jalannya aksi demonstrasi para pendukung Palestina.
Menurut Kazim yang juga juru bicara Islamic Human Rights Commission, mereka harus melakukan negosiasi selama berbulan-bulan agar bisa menggelar acara itu. Tapi pada menit-menit terakhir, pihak Greater London Authority melarang mereka untuk melakukan aksi damai di Trafalgar Square, tempat yang semula menjadi lokasi aksi massa mereka.
"Otoritas berwenang seharusnya membela kami dari ancaman yang mereka khawatirkan. Tapi malah memberikan tempat yang biasa digunakan untuk menyuarakan sikap anti-fasis justeru pada kelompok yang seharusnya kita lawan," ujar Kazim.
Ia juga mengatakan, selama 27 tahun digelar, baru kali ini acara peringatan hari Al-Quds mendapat ancaman dari kelompok-kelompok anti-Islam. (ln/wb)