Seorang pengungsi Suriah di Turki tiba-tiba berubah pucat pasi seperti sedang melihat sosok yang menakutkan ketika dirinya melihat seorang pria yang sedang duduk di sebuah kafe. Dia memegang tangan kakaknya, seolah-olah dia telah melihat hantu, sambil bertanya: “Siapa dia?” Karena terkejut, kakaknya berdiri diam selama beberapa menit sebelum berteriak: “Allahu Akbar, saya tidak bisa bernapas, pria itu menyerupai dirinya.”
Pria tersebut hanyalah warga Turki yang wajahnya mirip dengan ayahnya Bashar Al-Assad, Hafez Al-Assad, dan reaksi pengungsi Suriah di Turki bisa dimaklumi jika berdasarkan sejarah mengerikan Hafez Al-Assad, yang tidak kalah kejamnya dengan yang dilakukan oleh anaknya, Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam menghadapi rakyatnya sendiri.
Bagi semua rakyat Suriah, nama Hafez al-Assad selalu dikaitkan dengan ketakutan dan kengerian, selama bertahun-tahun dirinya berkuasa. Hal ini menjelaskan mengapa dirinya digambarkan sangat buruk pada awal pemberontakan 19-bulan menentang anaknya. Dan inilah reaksi orang selama bertahun-tahun mengalami ketakutan dan kediktatoran yang dilakukan dirinya.
Wajah pria Turki mirip dengan Hafez Al-Assad diposting di banyak halaman Facebook warga Suriah, disertai dengan komentar lucu dan menyindir, mengejek mendiang diktator itu.
Beberapa komentator bahkan mendapatkan sarana untuk membalas dendam – meskipun secara lisan – terhadap ayah presiden Bashar Al-Assad tersebut, yang dahulu pernah memaksa rakyat Suriah untuk melantunkan “Selamanya Hafez al-Assad” selama masa pemerintahannya.
Hafez Al-Assad sendiri terkenal ketika dirinya membantai puluhan ribu warga kota Hama dalam satu hari di era 80-an dahulu.
Sejarah penuh dengan contoh, di mana sosok yang haus darah orang tetap menjadi mimpi buruk bagi semua orang bahkan setelah mereka meninggal dunia, mirip dengan kisah ‘Dracula’.
Demikian pula, beberapa penduduk desa Rusia percaya bahwa Stalin masih hidup, bertahun-tahun setelah kematiannya. Dan hal yang sama berlaku untuk beberapa warga Irak yang menceritakan kisah-kisah lucu tentang Saddam Hussein, sembariĀ ketakutan bahwa ia mungkin akan membalas dendam jika datang kembali.(fq/aby)