Hamas mencurigai agen-agen intelejen negara Yordania dan Mesir terlibat dalam pembunuhan komandan senior Hamas, Mahmoud Al-Mabhuh di Dubai tanggal 19 Januari kemarin.
Kecurigaan itu diungkapkan oleh anggota biro politik Hamas, Mahmoud Nasser pada surat kabar Al-Quds Al-Araby edisi Selasa (2/3).
Nasser mengatakan, dari informasi yang ia terima, agen-agen intelijen Yordania dan Mesir sebenarnya sudah mencium rencana pembunuhan Al-Mabhuh tapi tidak berusaha mencegahnya, malah ikut melibatkan diri dalam konspirasi pembunuhan komandan senior Hamas itu.
Keterlibatan agen-agen intelijen negara Arab itu, diduga terkait dengan informasi yang dimiliki Al-Mabhuh. Menurut Nasser, Al-Mabhuh punya informasi "berbahaya" yang dianggap akan membahayakan negara-negara Arab yang selama ini mencari cara untuk menumbangkan Hamas.
Hamas mengungkapkan kecurigaannya atas keterlibatan agen-agen intelijen negara Arab dalam kasus pembunuhan Al-Mabhuh seiring dengan hasil investigasi awal kepolisian Dubai yang juga mengungkapkan kecurigaan yang sama.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Dubai, Dhahi Khalfan Tamim dalam keterangannya seputar perkembangan hasil penyelidikan menyatakan akan meminta Kejaksaan Agung Dubai untuk mengeluarkan surat penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan Kepala Mossad-badan intelijen Israel-Meir Dagan.
Surat perintah penangkapan itu diharapkan sudah keluar pekan ini juga. Menurut Tamim, berdasarkan hasil penyelidikan hampir bisa dipastikan bahwa agen-agen Israel adalah dalang pembunuhan itu. (ln/aljz/Hrz)