Hamas Vakumkan Sementara Aktivitas Pemerintahannya

Pemerintahan Palestina seperti berada di ujung tanduk. Konflik senjata terus berlangsung dan suasana chaos terjadi di berbagai tempat mengarah pada penghancuran gedung dan infrastruktur pemerintah yang dikuasai Hamas. Hari ini, Hamas mengumumkan seluruh jajaran eksekutifnya untuk vakum dari berbagai kegiatan setelah sejumlah kantor mereka di Ramallah mengalami serangan kelompok Fatah pro Presiden Abbas hari Ahad.

Sementara itu, bentrokan masih terjadi di sejumlah tempat. Tercatat hari Senin kemarin, satu orang meninggal dan 20 orang terluka di kota Rafah. Sejumlah orang yang menjaga wakil PM Palestina Nasher Syair di Nablus Tepi Barat, mendapat lemparan bom molotof dari orang-orang tak dikenal. Di Ariha, satu orang tewas di tangan kelompok orang bersenjata yang memaksa mereka untuk melakukan mogok massal. Dan sebelumnya, kelompok bersenjata Hamas dan Fatah bentrok selama 20 menit di rumah sakit Asy-Syifa, Ghaza, saat salah satu keluarga korban berupaya mencari jasad anaknya yang tewas dalam kontak senjata sebelumnya.

Meski hari ini, konflik agak mereda di sejumlah tempat, namun ada kendala besar yang segera akan dihadapi Hamas. Harian Israel Haaretz edisi Ahad menguraikan informasi mencengangkan tentang konspirasi menggulingkan pemerintahan Palestina yang dikendalikan Hamas. Disebutkan dalam harian tersebut, Menlu AS Condoleezaa Rice akan mendukung penuh upaya penggulingan pemerintahan Hamas dengan melakukan koordinasi antara presiden Palestina Mahmud Abbas dan petinggi Tel Aviv. Koordinasi itu dilakukan untuk memperkuat dukungan publik Palestina terhadap proyek Zionis Israel yang direstui AS hingga benar-benar menjadi sebuah pukulan bagi pemerintahan Ismail Haniyah dari Hamas.

Dukungan terhadap Abbas akan dilakukan pula melalui berbagai negara Arab yang selama ini bersikap ‘netral’ seperti Yordania, Mesir, dan Saudi Arabia terhadap Hamas. AS, ungkap harian Haaretz, juga telah menyiapkan dana cukup besar guna meloloskan ide ‘perdamaian’ yang diusungnya di Timur Tengah, dan siap disalurkan kepada Presiden Palestina, bukan pada pemerintah Palestina. (na-str/bbc,akhbrn)