Korban pertama yang jatuh pasca deklarasi pemerintahan koalisi Palestina mengundang banyak komentar. Sejumlah pihak mengaku miris mendengar berita tersebut, karena mereka baru saja bergembira dengan legitimasi yang diperoleh pemerintahan Palestina baru dari dewan parlemennya.
Fatah menganggap insiden yang menelan korban salah satu anggotanya bernama Ramy Surur (23) akibat serangan RPG yang dilontarkan pejuang Hamas. Atas tuduhan itu, Hamas mengeluarkan pernyataan sikap yang disampaikan Abu Ubaidah, jubir batalyon Al-Qassam, sayap militer Hamas. Ia tudingan yang mengatakan Hamaslah yang memulai tembakan bom ke arah salah sebuah rumah pimpinan Fatah Sameh Madhoun.
Menurut Abu Ubaidah, “Hamas melontarkan tembakan karena melihat sejumlah orang bersenjata yang menaiki rumah Madhoun, lalu menembakkan senjatanya ke arah rumah tetangga milik salah satu anggota Hamas. Setelah itu terjadilah baku tembak. ”
Abu Ubaidah menambahkan bahwa salah seorang pembantu Sameih yang terbunuh bernama Ramy Surur. Sebelum tertembak, Surur tengah berupaya melontarkan tembakan RPG yang ada di tangannya. Tapi senjata itu meledak sebelum dilontarkan.
Sementara itu, Abu Al-Qassam, sekjen bayangan Dewan Tinggi Pemantau Kekuatan Nasional dan Islam di Ghaza mengatakan, gerakan Jihad Islami ingin menjadi jembatan untuk mempertemukan antara Fatah dan Hamas.
“Ada perantara untuk menuntaskan saling baku tembak antara Hamas dan Fatah. Kami sudah mendapat sinyal setuju dari kedua belah pihak untuk bersiap menghentikan penembakan satu sama lain. Kami siap membentuk kekuatan pelindung yang terdiri dari Unit Al-Quds dan Brigade Abu Ali Musthafa dan juga Brigade Perlawanan Nasional yang kadernya tersebar di Ghaza, agar tak terjadi baku tembak lagi, ” ujar Abu al-Qassam. (na-str/pic)