Hamas tolak pernyataan Menlu AS Condoleezaa Rice soal adanya keterpecahan dalam tubuh gerakan Hamas yang kini memimpin pemerintahan Palestina. Menurut Hamas, pernyataan soal perpecahan internal Hamas yang dilontarkan Rice justeru menunjukkan ketidakmampuan AS untuk masuk dan melumpuhkan pemerintahan Hamas.
Dalam situs resmi milik Hamas, disebutkan bahwa pernyataan Rice yang penuh diplomasi soal perpecahan internal Hamas dengan berkedok upaya perdamaian di Timur Tengah, “Kami dalam Hamas menolak pernyataan Menlu AS yang menyimpan maksud dan niat buruk di baliknya, dan didorong oleh keinginan penjajah Zionis terhadap gerakan Hamas dan bangsa Palestina. Kami katakan bahwa sejauh ini memang terus menerus terjadi upaya perpecahan dalam barisan kami, khususnya setelah penjajah Zionis gagal menundukkan semangat bangsa Palestina melalui blokade dan pemaksaan kehendak mereka.”
Dicantumkan juga ungkapan petinggi Hamas yang mengatakan, “Semoga pernyatan ini justeru mengungkapkan sejauh mana latar belakang sikap Mahmud Abbas selaku presiden Palestina, usai berkunjung ke AS dan bertemu dengan Menlu AS. Abbas telah menyatakan bahwa pembicaraan dengan Hamas kembali ke titik nol dan ia sekarang sama sekali tidak melakukan apapun kecuali menunggu, sampai Hamas mengakui eksistensi Israel sebagai titik awal pembicaraan dan pembentukan pemerintahan koalisi nasional di Palestina."
Hamas yakin, upaya apapun yang dilakukan AS dan Zionis untuk memecah belah barisan Hamas dan bangsa Palestina akan berakhir pada kegagalan. Sejauh ini sejumlah informasi juga menunjukkan adanya peningkatan aksi serangan media massa yang berkelanjutan untuk menekan Hamas dan pemerintah Palestina yang dipimpinnya. Berbagai media massa di Palestina berupaya memaksakan opini kegagalan pemerintah dan menggalang opini umum untuk itu, sampai rencan penggelaran mogok nasional dan berbagai cara lainnya.
Sejumlah harian Inggris hari Senin ini, bahkan menyebutkan kemungkinan besar terjadinya perang saudara di Palestina. The Guardian menyebutkan bahwa kontak senjata beberapa waktu terakhir di Ghaza menyingkapkan adanya konflik yang jelas terhadap pemerintahan Hamas dari sejumlah kelompok Palestina yang berambisi. Peristiwa pembakaran kantor pemerintah Palestina, oleh seorang yang dianalisa sebagai anggota Fatah, dianggap sebagai aksi paling berbahaya yang bisa memicu perang saudara antara dua kelompok dalam beberapa bulan ke depan, dan menunjukkan betapa runcingnya perselisihan antara Hamas dan Fatah. (na-str/bbc)