Hamas Tolak Libatkan Israel Kelola Perbatasan Rafah

Satu hari sebelum keberangkatan ke Kairo terkait undangan Mesir kepada delegasi Hamas dan Fatah untuk berdiskusi soal perbatasan Rafah, Hamas menegaskan bahwa kesepakatan pengelolaan Rafah yang ditandatangani tahun 2005 sudah tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini dan karenanya harus diperbaharui.

Hamas setuju dengan ide Mesir agar membuat kesepahaman baru soal pengelolaan perbatasan Rafah dengan melibatkan komponen Palestina dan Mesir saja, tanpa keterlibatan Israel. Hamas dalam pernyataannya melalui jubir resmi Sami Abu Zuhri mengatakan, “Kesepakatan perbatasan Rafah yang ditandatangani oleh Palestina bersama Israel, setelah ditarik mundurnya pasukan Israel dari Ghaza tahun 2005 sudah tidak relevan lagi sekarang.”

Ia mengatakan lagi, bahwa pihaknya telah menyampaian kepada Mesir agar ada peraturan baru untuk pengelolaan perbatasan ini yang akan disampaikan oleh delegasi Hamas Mahmud Zuhar di Kairo pada hari Rabu (30/1). Hamas menyatakan pihaknya tidak menerima kesimpulan apapun yang hanya dilakukan untuk disetujui sebagian pihak, tanpa melibatkan Hamas.

Sementara itu, Pemerintah Palestina meminta Hamas agar tidak intervensi dalam masalah perbatasan ini dengan menganggap pihaknya yang hanya berkepentingan mengatur masalah Rafah. Karenanya, Presiden Abbas meminta Hamas untuk kembali merujuk pada kesepakatan tahun 2005 yang telah ditandatangani Palestina dan disetujui Israel.

Mesir sendiri menegaskan keinginannya agar Rafah dikelola oleh Pemerintahan Mahmud Abbas. Dan Uni Eropa mengaku telah mengkaji masalah Rafah dan meminta agar perbatasan Ghaza dengan Mesir diserahkan pada Palestina, Mesir dan Israel. (na-str/iol)