Pemerintahan sah Palestina di bawah Kabinet Ismail Haniyah mengaku sangat terkejut dengan ucapan Presiden Palestina Mahmud Abbas saat menyampaikan pidato pembukaan dalam konfernesi Annapolis (27/11).
Menurut pemerintahan Ismail Haniyah, pernyataan Abbas, “mengandung perkataan yang melukai sejarah bangsa Palestina, rakyatnya, perjuangannya dan para pemimpinnya. ”
Menurut pemerintahan Haniyah, dalam konfernsi pers yang disampaikan oleh Thahir Nunu, perkataan Abbas di Annapolis itu aneh. Karena dalam konferensi itu, Abbas berpidato dan menyebut perlawanan Palestina mengusir penjajah dengan kalimat “teroris”. Ini merupakan kalimat yang sangat menyakitkan bagi rakyat Palestina, bagi perjuangan mereka yang adil, dan merupakan penghinaan terhadap darah para syuhada dan pemimpin Palestina. ”
Pemerintahan Palestina juga menolak ungkapan Mahmud Abbas dalam penutupan pidatonya yang menyebutkan, “Upaya militerisasi dunia melawan pemerintahan Palestina di Ghaza dan tidak mengatakan tentang upaya mencabut pemboikotan dan isolasi yang zalim terhadap rakyat Palestina di Ghaza, terhadap para pasien yang sakit, kepada merkea yang meninggal karena dilarang berobat ke luar Ghaza. Padahal di sisi lain, Olmert menyampaikan pidatonya dengan menyinggung penderitaan orang Israel akibat serangan para pejuang Palestina. ”
Nunu menganggap bahwa perkataan Presiden George Bush tentang bangsa Yahudi juga merupakan ungkapan yang berbahaya dan otomatis menghapus hak kembali rakyat Palestina yang terusir oleh Israel tahun 1948. “Sudah jelas konferensi Annapolis dengan pernyataan dalam pidato pembuka, bawa sasarannya adalah untuk mengakui eksitensi Israel sebagai negara di atas tanah rampasan Palestina, untuk normalisasi hubungan Israel dengan negara Arab, melalui perundingan demi perundingan, serta obsesi AS untuk memilik supremasi di Timur Tengah… “
Karenanya, menurut Nunu, apa yang diprediksi dari konferensi Annapolis itu memang seperti yang terjadi saat ini. Bahwa konferensi itu tidak lain hanya konsumsi media massa besar yang hasilnya nol besar bagi siapapun yang hadir di sana kecuali bagi penjajah Zionis Israel, yang ingin mendapat restu internasional melalui pernyataan George Bush, sebagai negara Yahudi. ” (na-str/pic)