Gencatan senjata tak mampu membendung kontak senjata antar sesama pejuang Palestina. Hari Kamis (1/2), terjadi lagi tembak menembak antara polisi Palestina yang berada di bawah Kementerian Dalam Negeri Palestina dan milisi bersenjata Hamas, berhadapan dengan pasukan pengaman Presiden Palestina.
Kontak senjata terjadi di kota Deir Balh, Ghaza. Setidaknya, empat orang Palestina meninggal dalam kontak senjata ini.
Sejumlah sumber medis menyebutkan bahwa dua orang korban meninggal berasal dari pasukan pengaman Presiden, sedangkan dua orang lainnya adalah warga sipil. Sekitar 30 orang warga sipil juga dilaporkan terluka akibat insiden tersebut.
Menurut saksi mata di lokasi, pada Islamonline mengatakan, “Pasukan bersenjata dari kepolisian Palestina dan pejuang bersenjata Hamas menyerang iring-iringan mobil pembawa senjata yang dijaga ketat oleh pasukan pengamanan Presiden. Iring-iringan itu melewati perbatasan Karm dan Abu Salem, di wilayah Selatan Ghaza, menuju markas pasukan pengaman Presiden yang terletak di Ghaza.
“Kepolisian Palestina bersama pejuang Al-Qassam yang merupakan sayap militer Hamas, mampu menguasai sejumlah mobil yang membawa senjata. ”
Ditambahkan pula, tak lama setelah itu, pasukan pengaman Presiden ditambah pasukan keamanan nasional segera menyebar di jalan-jalan menuju Ghaza. Mereka menghentikan seluruh mobil dan memeriksa isinya.
Dr. Ismail Ridhwan, jubir Hamas menolak berkomentar tentang berita ini. Ia mengatakan, dirinya belum menerima informasi lengkap tentang hal itu. “Biarkan kami mengetahui secara lebih pasti berita yang berkembang dari Ghaza, ” katanya.
Sumber keamanan dari Lembaga Kepresidenan Palestina juga menolak untuk berkomentar tentang adanya mobil pembawa senjata dan amunisi untuk dibawa ke lokasi pasukan pengaman presiden. Ia hanya mengatakan, “Itu hanya bantuan logistik saja, untuk pasukan pengaman. ”
Hamas saat ini sedang meminta negara-negara Arab turut campur tangan menghentikan aliran senjata yang melewati wilayah mereka menuju Palestina. Menurut Hamas, aliran senjata dalam jumlah besar itu bisa membahayakan situasi di Palestina karena hanya dikuasai oleh satu pihak saja. Dalam keterangan Hamas yang diperoleh Islamonline, disebutkan bahwa negara-negar Arab harus membuka blokade yang mengepung rakyat Palestina dan mengirimkan dana untuk mereka, daripada membantu pemasokan senjata yang makin memperburuk situasi dan menambah penderitaan rakyat Palestina. ”
Hamas menyatakan pula keterkejutannya dengan adanya truk berisi senjata yang melewati perbatasan Karm Abu Salim, yang sebelumnya melewati perbatasan Mesir, menuju Ghaza.
“Kami tahu bahwa mobil berisi senjata ini dikirim melewati salah satu negara Arab, ” tandas Hamas.
Sejumlah saksi mata dan sumber pengamanan Palestina memang menyampaikan soal datangnya sejumlah kontainer yang diduga kuat berisi persenjataan dan amunisi pada malam hari kemarin, ke Ghaza. (na-str/iol)