Hamas Puji Kemenangan Hizbullah, Paksa Israel Setujui Pertukaran Tawanan

Hamas menilai keputusan Israel menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah, merupakan kemenangan bagi Hizbullah dan menunjukkan adanya "keseimbangan kekuatan" dalam posisi tawar Hizbullah.

Hamas menegaskan akan meniru langkah Hizbullah dalam melakukan tekanan pada Israel agar mau membebaskan warga Palestina yang berada di penjara Israel, jika ingin prajuritnya yang bernama Gilad Shalit dibebaskan oleh pejuang Palestina.

Juru Bicara Hamas Fawzi Barhoum dalam keterangan persnya mengatakan, kesediaan Israel melakukan pertukaran tawanan dengan Hizbullah adalah buah dari tekad dan kegigihan Hizbullah dalam menghadapi rezim Zionis. "Hak-hak itu harus diraih, dan bukan diminta, apalagi ketika hak-hak itu direbut oleh penjajah, " kata Barhoum.

Ia melanjutkan, "Otoritas Israel harus belajar dari kesepakatan itu dan melakukan upaya yang sama untuk membebaskan Gilad Shalit, yaitu dengan menukarnya dengan pembebasan warga Palestina yang mereka tawan."

Shalit adalah prajurit Israel yang sudah hampir dua tahun ini menjadi tawanan pejuang Hamas. Shalit tertangkap dalam serbuah pejuang Hamas di perbatasan Jalur Ghaza-Israel. Tiga minggu setelah peristiwa itu, para pejuang Hizbullah juga menyerbu perbatasan Libanon-Israel di wilayah utara dan menawan dua prajurit Israel Ehud Goldwasser dan Eldad Regev yang memicu perang sebulan penuh antara Israel dan Hizbullah.

Pimpinan Hamas Mahmud Zahar pada radio Al-Quds juga menyatakan akan berupaya untuk mencapai kesepakatan pertukaran tawanan dengan Israel. Sementara otoritas pemerintahan Palestina menyatakan puas melihat kesepakatan pertukaran tawanan antara Israel dan Hizbullah.

"Semua orang kini tahu bahwa Israel hanya mengerti bahasa kekuatan. Para tawanan, kami lihat hanya bisa dibebaskan dengan melakukan tekanan terhadap Israel dan bukan melalui negosiasi, " kata seorang pejabat pemerintahan Palestina. (ln/arabnews)