Hamas menegaskan pertemuan segitiga antara Menlu AS Condoleeza Rice, PM Israel Olmert dan Presiden Palestina Mahmud Abbas (19/2), takkan menjadi penghalang bagi terbentuknya pemerintahan koalisi nasional di Palestina.
Ismail Ridhwan, Jubir Hamas mengatakan bahwa kesepakatan Makkah merupakan keinginan rakyat Palestina yang telah mendapat dukungan negara Arab dan negara internasional.
Menurut Ismail Ridhwan, pertemuan segitiga masih berinteraksi dengan masalah Palestina dengan pola lama dan menunjukkan ketidaksiapan AS untuk bisa merubah sikapnya terhadap pemerintahan ini, meski sejumlah besar negara dunia menyambut kesepakatan Makkah.
“Tapi tekanan ini takkan berpengaruh apa-apa pada Hamas. Sikap AS adalah dagangan murahan yang coba dijajakan untuk menekan rakyat Palestina dan pemerintahan yang akan dibentuk, ” ujarnya.
Menurut Ridhwan, ada sejumlah indikator bahwa pertemuan segitiga itu dilandasi kegagalan proyek yang mereka inginkan terjadi di Palestina. “Target inti dari pertemuan ini adalah menggagalkan kesepakatan Makkah dan menggagalkan pembentukan pemerintahan koalisi Palestina. ”
Menlu AS, Rice usai melakukan pertemuan segitiga mengatakan, bahwa negara negara Kwartet tetap takkan mundur untuk menuntut pemerintahan Palestina mengikuti syarat-syarat yang pernah diajukan, utamanya pengakuan eksistensi Israel dan menghentikan aksi perlawanan. (na-str/ikhol)