Mogok massal memang tetap terjadi. Tapi Kutlah Islamiyah yang merupakan organisasi underbow Hamas, meraih suara terbesar dalam pemilihan di Lembaga Auditor Keuangan dan Pakar Hukum Palestina di Ghaza pada hari Jum’at.
Perolehan suara untuk Hamas jauh di atas Fatah. Para pengamat Palestina menganggap kemenangan ini merupakan kesuksesan baru bagi Hamas dalam uji coba penting, tentang sejauh mana kepercayaan publik terhadap mereka, setelah beberapa bulan mereka memimpin Palestina dan menghadapi tekanan blokade ekonomi dari sejumlah negara Barat. Hasil pemilihan ini juga secara otomatis membatalkan anggapan bahwa dukungan kepada Hamas semakin melemah akibat kondisi internal ekonomi Palestina yang kian tak menentu.
Dalam hasil pemilihan tersebut, Hamas memperoleh 21 kursi dari total 33 kursi yang terbagi di lima daerah di Tepi Barat dan Ghaza. Yang paling fenomenal, adalah kemenangan DR. Salim Hils untuk memimpin Lembaga terkait, dengan suara perbandingan lebih dari 200 suara di atas perwakilan Fatah. Fatah sendiri tidak berhasil memperoleh dukungan signifikan kecuali di dua daerah di Ghaza yang merupakan daerah kecil.
Mengomentari hasil pemilihan ini, PM Palestina Ismail Haniyah mengatakan, “Kemenangan Hamas dalam pemilihan di Lembaga Auditor dan Pakar Hukum Palestina, menambah kekokohan pemerintah Palestina untuk tetap tegak menghadapi pendudukan Israel. Pemerintah juga semakin kuat menghadapi tuntutan untuk menyerah terkait masalah Al-Quds dan Palestina.”
Dalam pernyataannya di hadapan pendukung Hamas, ia juga mengatakan, “Kemenangan ini menegaskan bahwa rakyat Palestina masih mendukung pilihan untuk melakukan perlawanan terhadap Israel. Rakyat Palestina masih mendukung pilihan untuk perubahan dan perbaikan.”
Sementara itu, Adnan Abu Amir, penulis sekaligus pengamat politik Palestina menjelaskan, bahwa hasil kemenangan Hamas yang begitu besar dari kalangan auditor keuangan sangat mengejutkan pengamat politik di Palestina. “Mereka umumnya menduga arus politik Islam akan semakin melemah dan tidak mendapat dukungan publik akibat blokade ekonomi yang menyuliltkan kehidupan para pekerja.”
Terkait prestasi kemenangan Hamas, ia menyebutkan, “Kemenangan ini memberi gambaran yang sangat jelas sekali tentang tidak adanya kredibilitas isu yang berkembang belakangan ini, soal kegagalan pemerintah dalam mengelola situasi. Karena itu, semakin jelas pula bahwa apa yang saat ini terjadi di lapangan tentang isu kegagalan, adalah upaya penggulingan dari pihak internal dan ekseternal terhadap pemerintah Palestina. Bukan karena pemerintahnya yang memang gagal.” (na-str/iol)