Situs-situs milik Hamas memberitakan pernyataan anggota parlemen Hamas Yunus Al-Asthal, yang menyarankan agar tak membeda-bedakan antara ‘para pembunuh’ dari Fatah dengan Yahudi.
Sementara Harian Libanon Al-Akhbaar, Selasa (12/6), mengutip pernyataan Al-Asthal yang menilai Mahmud Abbas dan orang-orangnya sebagai kelompok yang telah kehilangan legalitas dari rakyat. Pasalnya, tambah A-Asthal, kelompok itu tak mau juga mengakui hasil pemilu legislatif paling demokratis yang terkahir kali dijalani Palestina.
"Karena itu, mereka tak mewakili siapa-siapa kecuali diri mereka sendiri. Jika mereka tak segera bertaubat dan kembali ke jalan yang benar, maka bagi mereka balasan yang sulit di dunia dan akhirat, " ancam Al-Asthal.
Lebih lanjut dikatakan Al-Asthal bahwa, mereka yang menerima bantuan dana dari penjajah Israel dan AS, maka mereka tak ada bedanya dengan Israel. "Mereka harus diperangi tanpa dibeda-bedakan, sampai kami bisa yakin menang atas musuh, atau sampai kelompok pembangkang itu kembali (sadar), " tutur dia.
Sementara kantor perdana menteri Palestina memberikan keterangan bahwa sebuah granat RPG, Selasa (12/6) pagi, diluncurkan ke arah rumah Haniyyah di Mukhayyam Shati. Akibatnya, ujar kantor itu, kerugian fisik tak bisa dihindarkan, namun tak menelan korban jiwa.
"Kerusakan menimpa rumah Haniyyah tak lama setelah granat itu mengarah ke rumahnya. Haniyyah saat itu sedang tak ada di rumah, " ujar sumber itu.(ilyas/alrb)