Hamas Mengaku Bertanggung Jawab Atas Bom Syahid di Dimona

Hamas menyatakan bertanggung jawab penuh atas serangan di kota Dimona, Israel yang terjadi Senin (4/2), setelah sebelumnya tiga kelompok pejuang di Palestina termasuk Brigade Martir al-Aqsa yang berafiliasi ke Fatah mengklaim berada di balik insiden bom bunuh diri tersebut.

Dalam pernyataannya, Hamas mengatakan bahwa aksi bom syahid dilakukan oleh Muhammad al-Hirbawi dan Shadi al-Zaghair. Keduanya berasal dari kota Hebron, selatan Tepi Barat.

Juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri menyatakan, "Kami tidak pernah mengumumkan bahwa Hamas telah berhenti atau akan berhenti melakukan perlawanan, termasuk melakukan operasi bom syahid. Rakyat Palestina punya hak untuk menggunakan semua cara untuk mempertahankan diri."

Pasca serangan bom syahid di kota Dimona. Selain menetapkan status waspada di dalam negerinya, militer Israel kembali melakukan serangan massif ke Jalur Ghaza. Dalam serangan hari Selasa kemarin, sebuah pos polisi di kota Khan Younis, selatan Ghaza hancur oleh senjata-senjata Zionis. Beberapa jam sebelumnya tentara-tentara Zionis itu juga menggelar operasi militer di Rafah yang menyebabkan dua pejuang Hamas gugur.

Sementara pimpinan lokal Hamas di Nablus meminta saudara-saudara mereka di Jalur Ghaza meletakkan senjata dan menyerahkan wilayah Ghaza pada otoritas Palestina

Sumber di kalangan medis mengatakan, serangan ke Khan Younis menyebabkan tujuh pejuang Palestina syahid dan dua pejuang lainnya luka-luka.

"Mereka sedang salat ashar di dalam pos polisi ketika misil menghantam pos polisi itu, " kata seorang anggota keamanan Hamas.

Hamas langsung membalas serangan Israel itu dengan menembakkan empat roket ke wilayah Israel, dan melukai dua warga Israel. "Darah ini tidak akan tertumpah sia-sia. Kejahatan ini tidak akan didiamkan tanpa balasan dan penjajah Israel harus membayarnya dengan harga yang sangat mahal, " tandas juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri.(ln/al-arby)