Hamas Lontarkan Ide Gencatan Senjata 15 Tahun ke Eropa

Hamas saat ini tengah melobi Eropa tentang ide gencatan senjata jangka panjang terhadap Israel. Dr. Ahmad Yusuf, konsultan politik PM Palestina Ismail Haniyah menyampaikan hal tersebut kepada Islamonline.


Menurutnya, Hamas kini memang tengah melakukan lobi ke berbagai lokasi di Eropa guna bertemu dengan para tokoh dan petinggi Eropa dan menyampaikan ide gencatan senjata selama 15 tahun dengan Israel. Tentu saja ini bukan tawaran berupa pepesan kosong. Untuk bisa melakukan gencatan senjata tersebut, Hamas meminta sejumlah persyaratan penting. Antara lain, penarikan mundur Israel dari perbatasan yang dirampas tahun 1967, mengakui hak pulang kembali bagi para pengungsi ke tanah airnya di Palestina, dan pembebasan tahanan Palestina. Ide ini, menurut Yusuf, mendapat sambutan positif dari sejumlah tokoh Eropa.

Dalam keterangannya pada Islamonline, Yusuf mengatakan bahwa tim lobi Hamas itu dipimpin oleh dirinya sendiri dan baru saja selesai dari lawatan di London. Rencananya, Yusuf dan timnya akan melanjutkan kunjungan ke sejumlah negara Eropa untuk mensosialisasikan kemungkinan gencatan senjata tersebut. Menurut Yusuf, ide gencatan senjata jangka panjang itu bukan baru kali ini disuarakan, tapi pertama kali diangkat oleh pendiri Hamas sendiri, Syaikh Ahmad Yasin yang syahid akibat roket Israel pada Maret 2004 silam.

Yusuf mengakui dirinya terkejut dengan sambutan yang diberikan sejumlah tokoh penting Inggris terhadap ide yang disampaikannya. “Kami dikejutkan karena pemikiran ini ternyata mendapat sambutan baik dari banyak tokoh Eropa yang kami temui. Mereka menyampaikan kesetujuannya untuk lebih memperluas dialog tentang hal itu dan kemungkinan implementasinya agar tercipta stabilitas dan keamanan di Timur Tengah,” ujar Yusuf.

Masih menurut petinggi Hamas tersebut, sejumlah tokoh penting Uni Eropa bahkan tokoh Amerika yang ditemuinya, bahkan berjanji untuk merekonstruksi pandangan mereka selama ini terhadap Hamas dengan mengintensifkan dialog tentang tema gencatan senjata ini. Lebih lanjut, menurut Yusuf, jika lobi ini berjalan baik, nama Hamas yang sekarang tercantum dalam daftar organisasi teroris oleh Eropa dan Amerika, bisa saja terhapus.

Yusuf tidak menjelaskan lebih detil siapa tokoh-tokoh yang ditemuinya. Namun menurutnya para tokoh itu memiliki hubungan kuat dengan para penentu kebijakan Negara Kwartet (AS, Uni Eropa, Rusia dan PBB). Yusuf juga mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan pertemuan reguler dengan sejumlah tokoh Uni Eropa di berbagai negara Arab, hingga nantinya bisa mencakup seluruh negara Uni Eropa.

Menurut konsultan politik PM Palestina itu, ide yang disampaikan oleh Hamas adalah ujian bagi niat baik Israel. Ia menegaskan, bahwa bila ide ini telah disepakati maka pihak Palestina akan berpegang teguh terhadap kesepakatan itu. “Kami tegaskan kepada para tokoh Eropa bahwa sejarah Islam selama 800 tahun tidak menyebutkan ada kaum Muslimin yang melanggar perjanjian gencatan senjata. Jika kaum Muslimin telah memberi janji kepada musuh mereka, maka mereka akan benar-benar komitmen dengan janji tersebut. Gencatan senjata, adalah perjanjian agamis sekaligus perspektif politik untuk menciptakan kondisi yang lebih baik sebagai solusi dari perselisihan,” ujarnya. (na-str/iol)