Hamas Kecam Pertemuan Paris, Israel Kembali Serang Ghaza

Bagi Hamas, pertemuan negara-negara donor di Paris bukan untuk kepentingan rakyat Palestina tapi untuk kepentingan rejim Zionis, meskipun dalam pertemuan itu negara-negara donor menyatakan komitmen bantuan sebesar 7, 4 milyar dollar bagi pemerintahan Mahmud Abbas.

Juru bicara Hamas di Ghaza, Abu Zuhri mengatakan, pihaknya menerima segala bentuk dukungan terhadap rakyat Palestina termasuk bantuan finansial, namun mereka tidak setuju jika bantuan itu bersyarat.

Juru bicara Hamas lainnya, Fawzi Barhoum menambahkan, pertemuan Paris tak ubahnya pertemuan Annapolis yang tujuannya memberikan dukungan dan hanya memperkuat posisi rejim Zionis Israel. Menurutnya, pertemuan Paris tidak memberikan apa-apa bagi rakyat Palestina, kecuali ekspansi pemukiman warga Yahudi dan eskalasi serangan militer rejim Zionis di wilayah Palestina.

Dalam pertemuan Paris yang dihadiri sekitar 90 negara dan institusi-institusi internasional hari Senin (17/12), disepakati komitmen bantuan sebesar 7, 4 milyar dollar bagi pemerintahan Palestina pimpinan Mahmud Abbas.

Menlu Prancis Bernard Kouchner mengatakan, dana bantuan itu akan disalurkan dalam tiga tahun mendatang, untuk membantu perekonomian Palestina, utamanya di wilayah Jalur Ghaza dan Tepi Barat.

Meski demikian, World Bank mengatakan bantuan itu tidak akan berarti jika Israel tidak menghentikan embargo dan pembatasan-pembatasan yang diberlakukan terutama bagi warga Palestina di Jalur Ghaza.

Namun PM Israel Ehud Olmert menegaskan bahwa pihaknya mendukung upaya untuk membantu perekonomian Palestina, tapi ia tidak akan menyetujui langkah-langkah yang mengharuskan Israel berkompromi soal kebijakan-kebijakan keamanannya. Dan ini terbukti, di tengah pertemuan negara-negara donor di Paris, tentara-tentara Zionis kembali menyerbu Ghaza dan membunuh para pejuang Palestina dari kelompok Jihad Islam

Serangan udara Israel ke Kota Ghaza dilakukan pada Senin malam, dengan target sebuah kendaraan yang ditumpangi komandan Jihad Islam bernama Majed al-Harazeen. Mobil yang menjadi sasaran serangan Israel dilaporkan penuh dengan bahan peledak, sehingga terjadi ledakan hebat yang suaranya sampai terdengar ke seluruh kota.

Menurut sejumlah pejabat Palestina, Israel memang sudah memasukkan nama al-Harazeen dalam daftar target pembunuhannya sejak sembilan tahun yang lalu.

Beberapa jam kemudian, serangan kedua Israel membunuh tiga orang pejuang Jihad Islam, termasuk salah seorang ahli pembuat roketnya. Petugas medis di Ghaza mengatakan, dua orang pejalan kaki ikut terluka akibat serangan Israel itu.

Atas serangan tersebut, kelompok Jihad Islam turun ke jalan dan menyatakan akan melakukan pembalasan dengan bom bunuh diri terhadap Israel. (ln/pressstv/aljz)