Kesediaan Abbas untuk tetap melanjutkan dialog dengan Israel, menuai kritik tajam dari Hamas.
"Kami yakin, semua pertemuan yang terkait dengan negosiasi dengan pihak penjajah, akan menemui kegagalan dan kami menilai pertemuan dengan Olmert adalah pertemuan yang tidak ada gunanya, " tukas Juru Bicara Hamas Sami Abu Zuhri dalam keterangan pers di Ghaza.
"Pertemuan-pertemuan itu cuma jadi kedok pihak penjajah untuk melanjutkan kejahatan-kejahatan dan agresinya terhadap rakyat Palestina dan yang untung dari pertemuan-pertemuan ini adalah Israel si penjajah, " sambung Abu Zuhri.
Pertemuan antara PM Israel Ehud Olmert dan Presiden Palestina Mahmud Abbas di kediaman Olmert di al-Quds, Minggu (31/8) berakhir tanpa membuahkan hasil bagi upaya perdamaian Israel-Palestina. Keduanya belum mencapai kata sepakat dalam masalah al-Quds, kota Palestina yang dirampas Israel sejak Perang Enam Hari tahun 1967.
Pertemuan itu sendiri berlangsung singkat, kurang dari satu jam. Juru runding Palestina Saeb Ereka pada para wartawan di Ramallah, Tepi Barat mengungkapkan, dalam pertemuan itu Abbas mengatakan pada Olmert bahwa Palestina menginginkan kesepakatan damai yang komprehensif, tidak parsial.
"Kesepakatan harus menyangkut status permanen bagi Yerusalam, perbatasan pemukiman, status pengungsi, sistem perairan, keamanan dan masalah tawanan, atau tidak ada kesepakatan sama sekali, " kata Erekat.
Bagi Palestina kota al-Quds memiliki arti yang sangat penting, karena di sinilah terdapat kompleks masjid al-Aqsha, masjid suci ketiga bagi umat Islam. Selain itu, Palestina akan menjadikan al-Quds sebagai ibukota negara Palestina kelak. Tapi sekarang al-Quds masih berada di bawah kekuasaan rezim Zionis Israel dan menolak mengembalikan kota itu ke bangsa Palestina. (ln/presstv)