Hamas tidak memiliki obsesi untuk menguasai Ghaza. Itu pernyataan yang ditandaskan oleh salah satu organisasi terbesar di Palestina, yang saat ini menguasai kota Ghaza termasuk infrastruktur kepresidenan yang sebelumnya diduduki Fatah.
Hamas menegaskan bahwa penguasaannya di sejumlah pos keamanan Ghaza hanya memiliki dimensi keamanan saja, tidak ada kaitannya dengan merebut dan mencapai kekuasaan di Ghaza.
Hamas mengeluarkan pernyataan ini, menyusul berkembangnya anggapan bahwa Hamas akan memegang kendali pemerintahan di Ghaza, sementara Fatah di Tepi Barat. Sejumlah pengamat memandang Hamas akan membentuk negara kecil yang mereka kendalikan di Ghaza.
Seperti diberitakan, Batalyon Izzuddin Al-Qassam sayap militer Hamas hari Kamis (14/6), memang sudah menguasai keamanan secara dominan di Ghaza. Termasuk kantor pusat komando pengamanan presiden di kota tersebut, yang sebelumnya menjadi markas para pendukung Muhammad Dahlan, pimpinan Fatah yang ingin mendongkel Hamas dari pemerintahan Palestina. Hamas juga menduduki kantor pusat intelejen setelah pertikaian selama dua hari berlangsung sengit dan menjatuhkan korban sebanyak 35 orang.
Menurut Sami Abu Zuhri, jubir resmi Hamas, “Penguasaan Al-Qassam di Ghaza tidak memiliki orientasi politik kekuasaan, dan tidak dimaksudkan untuk menjalani pemerintahan di Ghaza.”
Ia menambahkan, “Hamas tidak ingin memaksakan realitas politik yang baru. Penguasaan kami di Ghaza adalah langkah yang hanya berdimensi keamanan belaka di mana sebelumnya telah terjadi banyak kejahatan yang dilakukan sekelompok orang dari sayap keamanan dan pemerintah tidak berhasil mengendalikannya.”
Selain itu, Sami juga menegaskan bahwa Hamas takkan mengizinkan kondisi kemarin berulang kembali. (na-str/iol)