Pemerintahan Hamas di Palestina menyatakan sudah mengetahui kelompok yang menculik wartawan BBC Alan Johnston, dan berharap Johnston akan segera dibebaskan.
Johnston diculik oleh empat orang bertopeng dan bersenjata pada hari Senin (12/3), ketika ia sedang mengendarai mobilnya di Kota Gaza. Juru bicara pemerintahan Hamas Ghazi Hamad menyatakan, aksi penculikan itu telah menodai citra Palestina.
"Para penculik itu tidak punya nasionalisme, mereka hanya menginginkan sensasi. Mereka sudah diketahui dan kami berharap dia (Johnston) akan ditemukan hari ini, " kata Hamad di hadapan sekitar 30 wartawan Palestina yang berunjuk rasa di depan kantor BBC menuntut agar Johnston segera dibebaskan. Dalam aksi protes tersebut, beberapa pengunjuk rasa menutup mulut mereka dan membawa spanduk-spanduk yang bertuliskan kecaman terhadap aksi penculikan tersebut.
Di kantor presiden di Ramallah, Mahmud Abbas juga memerintahkan para kepala keamanannya untuk mengintensifkan pencarian Johnston. "Presiden memerintahkan para kepala keamanannya untuk mengintensifkan pencarian terhadap jurnalis itu, " kata kepala staff presiden, Rafiq al-Husseini.
"Kami sedang melakukan pencarian ke seluruh tempat. Kami harap dia (Johnston) baik-baik saja dan penculikan ini segera diakhiri secepat mungkin, " ujar seorang aparat keamanan Palestina.
Johnston yang asli Skotlandia ini, adalah satu dari sedikit wartawan Barat yang masih bertahan meliput di Jalur Gaza. Ia sudah tiga tahun ditugaskan di Palestina. Pihak BBC dalam keterangannya Selasa (13/3) menyatakan belum mengetahui keberadaan Johnston.
"Kami bekerjasama dengan otoritas Palestina dan pihak lainnya untuk mencari informasi seputar kondisi penculikan itu. Kami juga terus memberikan informasi setiap perkembangan yang terjadi pada keluarga Alan, " kata Simon Wilson, editor BBC biro Timur Tengah. Wilson berangkat dari Yerusalem ke Gaza, bertemua Perdana Menteri Ismail Haniyah dan pejabat pemerintah lainnya untuk membicarakan kasus penculikan itu. (ln/arabnews)